M YAMIN, METRO – Ribuan masyarakat dari berbagai wilayah di Kota Padang, mendatangi kantor KPU untuk menuntut adanya kecurangan yang terjadi dalam penghitungan surat suara, Senin (25/3). Masyarakat yang datang ke kantor KPU menuntut diadakan pemungutan suara ulang, karena menurut mereka penghitungan suara yang dilakukan KPU dinilai curang.
Awalnya aksi mereka dihadang langsung oleh Polwan Polresta Padang yang saat itu tengah berjaga di kantor KPU dengan memberikan pengertian kepada masyarakat agar aksi mereka dibubarkan. Namun, karena masih tidak terima dengan hasil penghitungan suara tersebut, massa tetap melanjutkan aksinya bahkan lebih anarkis lagi.
Hal ini memaksa personel Polwan Polresta Padang untuk mundur dan diganti oleh personel Shabara Polresta Padang dengan memakai perlengkapan serta tameng untuk menghindari lemparan-lemparan yang dilakukan oleh massa.
Tidak lama kemudian, sebuah mobil water canon terpaksa di turunkan oleh Polresta Padang untuk memukul massa dari kantor KPU. tembakan air dari mobil water canon Polresta Padang tersebut akhirnya dapat membuat massa mundur dan kondisi di kantor KPU kembali kondusif.
Hal diatas adalah beberapa skenario yang ditampilkan dalam Simulasi Pengamanan Kota (Sispamko) Padang yang digelar oleh jajaran Polresta Padang guna mengamankan Pemilu 2019 yang aman, damai, dan sejuk yang dilaksanakan di depan Mapolresta Padang, Senin (25/3).
Simulasi yang dilaksanakan di depan Mapolresta Padang tersebut melibatkan sebanyak 700 personel Polresta Padang, baik dari jajaran Polresta maupun Polsek-Polsek di jajaran Polresta Padang.
“Simulasi ini kami lakukan untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang nantinya berkemungkinan terjadi saat Pemilu,” ujar Kapolresta Padang, Kombes Pol Yulmar Try Himawan.
Yulmar menambahkan, simulasi dilaksanakan bahwa beberapa orang massa tidak menerima hasil penghitungan suara yang diumumkan oleh KPU dan melakukan demonstrasi.
”Dalam pengamanan awalnya, personel kepolisian dari negosiator melakukan negosiasi dengan peserta demonstran dan tidak mendapatkan kesepakatan, setelah itu, massa yang melakukan demo semakin bertambah sehingga pihak kepolisian menurunkan personel Dalmas dari Sat Shabara Polresta Padang,” ujar Yulmar.
Ia berharap, dengan dilakukannya simulasi ini akan menambah pemahaman personel tentang aturan dalam pemilu serta pengamanannya. Serta hal-hal yang tidak di inginkan selama pemilu nanti dapat diantisipasi. (r)