PADANG, METRO–Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Sosialisasi Penanaman Nilai-nilai Pancasila Dalam Rangka Pembinaan Mental dan Spritual di Lingkungan Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sumbar serta Penanaman Pohon Integritas.
Dalam sambutannya pada pembukaan Sosialisasi, Gubernur Sumbar diwakili Penjabat (Pj) Sekdaprov, Yozawardi Usama mengungkapkan bahwa begitu besarnya pengaruh politik dalam budaya dan kehidupan. Karena itu, perlu disiapkan ideologi yang tangguh bagi anak bangsa, sehingga Nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dan membumikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Sejak 1998, kita memasuki era reformasi. Keberhasilan pemilu sebagai arena perjalanan demokrasi, diperlukan mentalitas yang kuat bagi penyelenggaranya, termasuk bagi lembaga pengawas pemilu sehingga tercipta pemilu yang adil dan demokratis,” ungkap Sekdaprov Yozawardi, Senin (30/12) di Hotel Pangeran Beach.
Yozawardi juga menegaskan bahwa integritas merupakan pondasi penting dalam pengawasan pemilu. Kondiai ini harus sejalan dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari.
“Kita semua harus jadi teladan bagi masyarakat. Pilihan Pohon Manggis sebagai simbol integritas Bawaslu, sangat tepat. Pohon Manggis sangat Kokoh dan kuat serta mengandung nilai-nilai kejujuran,” ujar Yozawardi.
Sebelumnya Koordinator Divisi Pencegahan, Parmas dan Hubmas Bawaslu Sumbar, Muhammad Khadafi, S.Kom, mengatakan kegiatan ini menjadi maha penting, karena semua warga negara mesti melaksanakan agenda-agenda pengawasan dengan baik khususnya dalam menjaga nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.
“Pancasila menjadi narasi besar yang harus kita taat bersama-sama. Pancasila itu sakti adanya, karena itu semua kita harus secara utuh melaksanakan agenda-agenda kebangsaan sehingga dapat berjalan dengan baik,” ungkap Khadafi dalam kegiatan yang juga dihadiri Kepala Kesbangpol Sumbar.
Dalam perjalanan demokrasi bangsa ini, lanjut Khadafi, maka terjadi peralihan sesuai perjalanan reformasi yang menghadirkan 48 parpol ikut pemilu 1999, kemudian dilakukan Pemilihan langsung pertama pada 2004, dengan one vote one man. Proses ini melahirkan pemimpin baru yang dipilih secara langsung oleh rakyat.



















