SOLSEL, METRO – Kabupaten Solok Selatan (Solsel) kembali menggelar Festival Saribu Rumah Gadang (SRG) yang dilaksanakan selama tiga hari pada Jumat-Minggu, (22-24/3). Dengan menampilkan suasana tempo dulu, diyakini festival ini akan memperkuat kawasan SRG menjadi branding pariwisata, khususnya Solsel.
”Solsel memiliki aset yang unik dan berharga yaitu kawasan SRG. Kita ingin menggali kembali budaya dan kesenian Solsel. Kegiatan ini juga memperkuat branding pariwisata di sini,” ujar konseptor Festival SRG, Hartati, Kamis (21/3).
Ia menambahkan, Festival SRG kali ini akan menyajikan kawasan SRG seperti dahulu kala. Sepanjang jalan ada 5 titik musik tradisi dan 5 titik silat yang digunakan untuk menyambut para tamu. Selain itu, sepanjang jalan akan digunakan obor dari karambia tekong (kelapa digigit tupai).
Hartati menjelaskan, pembukaan Festival SRG direncanakan juga akan dihadiri oleh raja-raja yang ada di Solsel. Kemudian, juga hadir ninik mamak, tokoh adat, bundo kanduang, tokoh masyarakat dan semua elemen masyarakat.
“Agar masyarakat bisa menyaksikan, kami upayakan untuk menempatkan screen proyektor untuk menampilkan siaran langsung prosesi ini. Selain itu kami juga berusaha untuk membuat live streaming,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, pada hari kedua festival, seluruh siswa tingkat Taman Kanak-kanak akan diajak untuk berkeliling kawasan SRG dan mengunjungi empat museum pribadi untuk melihat benda-benda dan koleksi yang bernilai sejarah. Untuk tingkat SMP, akan dibawa ke Istana Balun. Di sana mereka akan belajar budaya dan sejarah yang ada.
”Sedangkan untuk tingkat SMA mengamati arak-arakan 10 tema budaya yang ada di Solsel mulai dari simpang Pasar Baru Muaro Labuah hingga Lapangan Bancau, Koto Baru. Di lapangan ini akan dipamerkan barang-barang yang dibawa dan akan dijelaskan satu persatu,” tukasnya.
Hartati mengatakan, seluruh siswa yang ikut dalam kunjungan tersebut akan ikut dalam lomba essai singkat impresi pertama yang mereka lihat dan rasakan. Yang tidak kalah menarik adalah penampilan kesenian di Panggung Anak Nagari. Kesenian tradisional dari berbagai sanggar dan komunitas akan tampil.
”Dan pada akhirnya, Festival SRG ini ditutup dengan kesenian memancuang alek dari Lubuak Malako yang akan diperankan oleh 7 orang aktor. Kesenian ini sudah lama hilang dan akan coba ditampilkan kembali,” katanya.
Hartati berharap dengan adanya festival SRG ini, ninik mamak dan anak-anak muda mengenal kembali budaya yang ada di Solsel, sehingga tidak menghilang. Bahkan justru semakin kental dan memperkuat branding pariwisata Solsel. (afr)