PADANG, METRO–Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni bersama beberapa anggota mendatangi Polda Sumatra Barat (Sumbar) untuk rapat dengar pendapat bersama Kapolda Irjen Pol Suharyono, pascainsiden penembakan Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar yang membuat alumni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2012 itu tewas di parkiran Polres Solok Selatan.
Kompol Anumerta Ulil yang merupakan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan yang ditembak rekan seniornya, Kabag Ops AKP Dadang Iskandar di Mako Polres Solok Selatan. Diduga pemicunya penembakan itu adalah AKP Dadang tidak terima rekanannya ditangkap terkait tambang illegal galian tipe C.
Sahroni dalam pertemuan itu menekankan kepada Irjen Pol Suharyono agar permalasahan ini disikapi dengan lugas. Dia juga meminta agar jajaran Polda Sumbar dan jajarannya untuk menutup seluruh tambang illegal di Sumbar.
“Ini momentum dimana bapak enggak main-main, bapak ini lurus-lurus aja. Dan kita berharap semua terkait apa yang terjadi di Solok Selatan diperiksa agar terang benderang apa yang terjadi,” kata Sahroni di hadapan Suharyono di Mapolda Sumbar, Senin (25/11).
Sahroni mengungkapkan penindakan tambang illegal merupakan perintah Presiden Prabowo Subianto. Dia menyebutkan siapapun di balik aktivitas tambang illegal yang merusak lingkungan itu harus ditindak tegas. Ia pun berharap permintaan itu disikapi Kapolda. Dan apapun keputusan Mabes Polri dan Polda Sumbar terkait kasus ini, maka itulah yang terbaik.
“Kita minta terkait illegal mining, apapun namanya, siapapun beking, tindak tegas. Siapapun yang terlihat di dalamnya, siapapun bekingan, hajar. Termasuk anggota polri. Jangan ada lagi. Pak kapolda di dalam rapat memberikan perintah tegas kepada seluruh kapolres untuk melakukan tindak penegakan hukum kepada ilegalnya mining. Dan itu disambut oleh para kapolres dengan siap atas perintah pak kapolda,” sambungnya.
Selain itu, Sahroni, menekankan pentingnya sikap humanis di lingkungan internal kepolisian. Hal ini menyikapi kasus tewasnya Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, Kompol Anumerta Ulil Anshar.
“Makanya saya berpesan humanisme terhadap lingkungan internal, kepada bawahannya, untuk menjalin silaturahmi dan solidaritas yang kuat. Kenapa? Karena ada hubungan antara pimpinan dan bawahan. Jangan menciderai perasaan anggota. Jangan menyakiti hati daripada anggota,” jelasnya.
Dikatakan Sahroni, seorang pemimpin adalah pucuk dari segala tongkat komando di wilayahnya. “Ini mudah-mudahan menjadi pembelajaran kita semua tentunya agar tidak terulang kembali apa yang terjadi beberapa hari di Sumbar,” kata dia.
Sahroni mengakui sudah mendapat informasi detail permalasahan penembakan tersebut. Bahkan dia juga telah bertemu langsung dengan AKP Dadang di sel tahanan. Ada beberapa hal yang diperoleh Sahroni. Namun dia enggan menyampaikan ke publik.
“Tadi juga sudah melihat langsung pelaku yang mana pelaku menyampaikan beberapa hal yang tidak mungkin saya sampaikan di sini,” katanya.
