SOLOK, METRO – Pemerintah Kabupaten Solok jalin kerja sama intens dengan Balai Pengkajian Tenologi Pertanian (BPTP) Sumbar dalam pengembangan kualitas kopi. Bagi daerah Kabupaten Solok, kopi menjadi komoditi yang menjanjikan.
Dari data yang ada di Dinas Pertanian Kabupaten Solok, di tahun 2018 lalu produksi kopi arabika mencapai 657,77 ton dengan luas area tanam seluas 6.630 hektare. Untuk jenis kopi robusta produksinya mencapai 1.388 ton dengan luas area tanam 16.396 hektare.
Dijelaskan Admaizon selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, jenis kopi arabika menjadi prioritas untuk terus dikembangkan. Hal ini mengingat dalam beberapa tahun terakhir permintaan terhadap kopi jenis ini terus meningkat.
Kopi arabika dikembangkan di daerah-daerah tinggi dengan ketinggian 1.200-1.600 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL), dimana ketinggian tersebut sangat cocok dengan kontur daerah Solok. Seperti di Kecamatan Lembang Jaya, Danau Kembar, dan Lembah Gumanti.
“Ketiga daerah tersebut memiliki adalah wilayah unggulan dalam pengembangan kopi arabika, namun belum maksimalnya penggunaan lahan membuat kesulitan dalam memenuhi permintaan konsumen,” ujarnya.
Dalam pengembangan Kopi, Pemda Kabupaten Solok telah mengajukan pinjam pakai lahan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk penanaman kopi arabika. Langkah ini untuk penambahan jumlah area tanam.
“Tahun ini sudah mulai aktivitas pembibitan dan penanaman, namun belum secara keseluruhan,” katanya.
Kemudian, untuk peningkatan kualitas biji kopi, pihaknya juga bersinergi dengan BPTP Sumbar, terutama dalam pemakaian teknologi dan cara pengolahan pasca panen.
Dikatakan Admaizon, inovasi-inovasi yang dilakukan BPTP dalam pembibitan dan pengolahan pasca panen, akan disosialisasikan kepada masyarakat, untuk mendongkrak nilai jual kopi itu sendiri. (vko)