LIMAPULUH KOTA, METRO–Terobosan yang dilahirkan Wali Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang Kabupaten Limapuluh Kota, Nofrizal berhasil menjadikan nagari yang dipimpinnya menjadi kawasan destinasi pariwisata unggulan di kabupaten tersebut.Berbagai objek wisata baru bermunculan di nagari tersebut. Dampaknya, ekonomi masyarakat menggeliat. Dengan berbagai inovasi yang dilahirkan, nagari tersebut dinobatkan sebagai Desa Terbaik Nasional di Regional 1 Sumatera pada tahun 2024 ini oleh Kementerian Dalam negeri (Kemendagri). Nofrizal mengatakan, meski destinasi pariwisata berkembang pesat, namun, diakuinya nagari tersebut butuh sentuhan Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar). Terutama dalam membenahi infstruktur penunjang. Selama ini bantuan yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota dan Pemprov Sumbar baru berupa pembinaan berupa pelatihan-pelatihan terhadap anak nagari.
”Ada objek wisata Kayu Kolek, tidak termanfaatkan dan mati suri, karena dua bulan yang lalu ada yang meninggal kecelakaan menggunakan kendaraan matik di jalan. Hal ini karena kondisi jalan rusak berat. Jalan yang ada saat ini tidak layak untuk pariwisata. Kita minta tidak muluk-muluk kepada Pemprov Sumbar, perbaiki jalannya dan perlebar,” ungkap Nofrizal saat menerima kunjungan rombongan Kabag Makopim Biro Adpim Setdaprov Sumbar, Budi Arief dan awak media, Senin (21/10).
Nagari ini sekarang ungkap Nofrizal, sudah terkenal dengan destinasi tujuan wisatawan. UMKM sudah banyak bermunculan. Tetapi bus pariwisata tidak masuk, karena jalan terlalu sempit. Untuk jangka panjang dalam penyempurnaan pariwisata di nagari ini menurut Nofrizal perlu regulasi yang mengatur menjadikan nagari sebagai kawasan pariwisata. Perlu disiapkan juga tata ruangnya. Namun yang paling penting, butuh infrastruktur penunjang seperti jalan.
Semuanya butuh dukungan Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota dan Pemprov Sumbar. Pengembangan sektor pariwisata di nagari ini, terang Nofrizal sudah dimulai Sejak 2018 silam. Di mana waktu itu sudah banyak dilakukan promosi wisata. Dampak dari promosi yang dilakukan, kunjungan wisatawan meningkat sejak 2021. Meningkatnya kunjungan wisatawan berdampak munculnya destinasi wisata baru di nagari tersebut. Destinasi wisata tersebut ada yang dikelola melalui BUMNag. Ada juga dikelola oleh masyarakat.
Destinasi yang dikelola oleh BUMNag, yakni destinasi hutan pinus di ketinggian sekitar 700-800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Destinasi tersebut dikelola BUMNag Tanah Surga dengan singkatan “Folka Kapital atau Folka Cultura” pada tahun 2022 lalu.Pengelolaan destinasi wisata hutan pinus oleh BUMNag Tanah Surga telah berhasil mengumpulkan laba bersih mencapai Rp168 juta setahun. Dana tersebut, 40 persen sebagai pendapatan asli nagari, 60 persen diputarkan oleh BUMNag itu sendiri. Juga ada destinasi wisata Sikabu Glamping, Bumi Sikabu, ada Nuansa, Latera dan Teras Bumi Sikabu.
Hadirnya destinasi wisata baru ini secara tidak langsung membranding nagari ini. Nofrizal mengatakan, wisatawan yang datang ke sejumlah destinasi wisata ini berasal dari Pekanbaru Provinsi Riau. Namun, akhir-akhir ini dengan harga tiket Padang-Malaysia murah, banyak juga wisatawan dari Malaysia yang berkunjung ke nagari ini.Kini setelah menjadi kawasan wisata, wisatawan banyak datang, masyarakat yang punya lahan dan potensi, masyarakat mengembangkannya sendiri.
