SOLOK, METRO – Dalam menggerakkan ekonomi berbasis pariwisata, Pemko Solok mendorong tumbuhnya produk kerajinan masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar memiliki nilai jual, kerajinan yang dikembangkan pun memiliki nilai khas daerah seperti songket, batik, dan sulaman.
Dekranasda Kota Solok melirik peluang tersebut sebagai potensi daerah. Pada 2016 lalu, Kota Solok berhasil meluncurkan batik khas Kota Solok dengan sentuhan khas daerah.
Ketua Dekranasda Kota Solok, Ny Zulmiyetty Zul Elfian ketika menerima kunjungan tim identifikasi UKM Sumbar mengatakan, motif batik khas Kota Solok tersebut juga sudah diproduksi dan dijadikan pakaian dinas resmi bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Solok.
Hal itu dilakukan terangnya, sebagai upaya dalam menggerakkan ekonomi kerajinan batik di Kota Solok.
“Sedikitnya, pada 2016 lalu, 3.400 seragam batik yang diproduksi pengrajin Kota Solok telah digunakan pegawai daerah,” ujarnya.
Zulmiyetty menambahkan, selain menggerakkan ekonomi masyarakat, kerajinan batik yang dikembangkan di Kota Solok juga menunjang sektor pariwisata. Setidaknya dengan adanya kerajinan batik khas daerah ini mampu menarik kunjungan wisatawan ke Kota Solok.
“Selain difasilitasi gerai promosi, produk-produk kerajinan yang dihasilkan oleh tangan pengrajin Kota Solok terus dipromosikan dalam berbagai ajang kegiatan, baik nasional maupun internasional,” tambahnya.
Ia menjelaskan, melalui dukungan pemerintah daerah dengan fasilitasi dan promosi produk kerajinan daerah, diharapkan masyarakat luar akan lebih melirik kota Solok. Dalam kunjungan itu, Ketua Dekranasda Sumbar, Nevy Irwan Prayitno mengajak UKM yang ada di berbagai daerah di Sumbar untuk terus mengembangkan potensi dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
“Manfaatkan sumber daya lokal daerah dan tentunya UKM harus lebih agresif lagi meningkatkan kualitas produk serta mengikuti perkembangan trend yang ada agar tidak kalah saing,” harapnya. (vko)


















