PADANG, METRO – Dinas Tenaga Kerja dan Perindusrtian (Disnakerin) Padang menggelar palatihan menjahit bagi industri kecil menengah (IKM) dalam kegiatan pembinaan penumbuhan dan pengembangan IKM, Selasa (5/3). Pelatihan lanjutan bagi ibu rumah tangga (IRT) ini dilaksanakan di IKM Yadhir Disainer Jalan Ratulangi Kota Padang, 5-14 Maret 2019.
”Pelatihan ini melibatkan sebanyak 15 peserta yang terdiri ibu IRT yang telah memiliki teknik dasar dalam hal menjahit, kemudian diteruskan dengan pelatihan lanjutan “ ujar Kadisnakerin Padang Yunisman SE, kemarin.
Yunisman mengatakan, peserta dituntut serius menjalani profesi menjahit ini akan membantu perekonomian keluarga Apalagi hasil dari jahitan akan menjanjikan karena pangsa pasar cukup luas. Maka peserta diminta serius, sebab sebagai tailor ini jika hasil karya cukup memenuhi selera pangsa pasar, pelanggan akan tetap berlangganan Mereka tidak akan mau pindah pindah ke kepada penjahit lainnya. Selama ini untuk urusan pakaian jadi selalu pergi ke Bukittinggi dan Bandung.
”Seharusnya kita di Kota Padang ini juga bisa sebagai usaha kompeksian pakaian, mengapa selalu ke Bukittinggi atau ke Bandung tapi dengan syaratnya hasil jahitan kita berkualitas,” ujar Yunisman
Salah satunya seperti penjahit Bola Dunia, awalnya juga berusaha dari awal dan peserta pelatiahn ini juga bsia seperti Tailor Bola Dunia terkenal tersebut. Bahkan, orang dari luar kota seperti Bukittinggi dan kota lainnya di Sumbar mau berlangganan dengan Bola Dunia Tailor tersebut. artinya, kalau IRT peserta pelatihan penjahit ini soal modal juga ada solusinya dari Pemko Padang
“Maka diminta semangat dari para peserta untuk serius mengikuti pelatihan ini, agar bisa menjadi pengusaha yailor yang sukses nantinya,” katanya.
Dikatakan Yunisman, sebagai pelaku usaha dituntut terbuka kalau tidak terbuka tentu usaha tidak akan dikenal masyarakat. Kemudian juga dituntut untuk melakukan terobosan terobosan kalau tidak tentu usaha yang ditekuni tidak akan dikenal orang. Kemudian, juga pintar memanfaatkan dan menangkap peluang yang ada. Sebab kalau dilaksanakan dengan biasa biasa saja tentu hasilnya akan biasa biasa saja. Maka untuk itu dibutuhkan komunikasi dengan sma selama peserta pelatihan, untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi. (boy)