SUDIRMAN, METRO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar mengungkapkan, Sumbar saat ini masih minim sirene atau alarm sebagai tsunami Early Warning System (EWS). Ironinya, Sumbar itu rawan tsunami akibat gempa, dengan ada tambahan EWS diharapkan mampu mengurangi resiko bencana yang ada.
Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Erman Rahman mengungkapkan, setidaknya ada tujuh daerah pesisir pantai yang berpotensi tsunami. Daerah yang rawan tersebut di antaranya, Padang, Pariaman, Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Agam, dan Padangpariaman.
“Sementara kalau hitungan ada 7 daerah pesisir pantai, masing-masing daerah memiliki 100 EWS. Jadi kami perkirakan kebutuhan untuk Sumbar sekitar 700 EWS,” kata Erman, Selasa (5/3) saat ditemui.
Saat ini, Erman menyebutkan, Sumbar baru memiliki 106 EWS. Ini berarti masih kekurangan 594 EWS. Dari jumlah 106 EWS itupun, tidak semua yang dalam keadaan sehat. Ada beberapa unit perlu perbaikan. Hal ini nantinya yang akan dilakukan perbaikan. Sementara, bagi yang sudah tidak bisa diperbaiki maka akan diganti.
“Kami sudah berkoordinasi dengan BMKG terkait perbaikan, pergantian termasuk pengadaan EWS yang baru. Hal itu agar informasi peringatan bencana dapat terima masyarakat dengan baik,” ujar Erman.
Kemudian yang berkaitan dengan kebencanaan, sambung Erman, Sumbar telah membentuk kelompok kerja (pokja) yang berkaitan dengan fisik yang dikomandoi Dinas PU Sumbar dengan memperkuat pembangunan shelter dan nonfisik dibawah Koordinator BPBD Sumbar.
“Kami dari BPBD Sumbar peningkatan kapasitas, pelatihan, sosialisasi dan simulasi bencana terhadap masyarakat,” tukas Erman.
Sementara, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang, Irwan Slamet mengatakan, Sumbar merupakan projek percontohan dalam menghadapi bencana. Maka berbagai peralatan akan ada di Sumbar dari berbagai merek dan bantuan dari berbagai negara.
“Kita sukses, semua daerah rawan bencana juga sukses. Akan ada lebih dari 100 alat di Sumbar dari berbagai merek untuk mitigasi bencana,” ujar Irwan. (mil)