AZIZ CHAN, METRO – Peringatan bagi semua siswa di Kota Padang. Bagi yang melakukan kejahatan yang tak bisa ditolerir akan dikembalikan kepada kedua orang tua masing-masing.
“Kalau sudah brutal dan tak bisa ditolerir lagi, secara otomatis akan kita keluarkan dari sekolah,” sebut Kabid Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Padang, Ramson, Senin (4/3).
Ia mengatakan, saat ini telah banyak siswa yang dikeluarkan dari sekolah karena brutal dan berbuat kejahatan atau telah berurusan dengan hukum. Ke depan, sebut Ramson, aturan itu akan tetap diterapkan namun agak lebih soft karena terbentur dengan aturan wajib belajar sembilan tahun.
“Kalau kejahatannya masih bisa ditolerir, kita akan berupaya hanya memberikan teguran saja. Tapi kalau sudah mendapatkan teguran beberapa kali, tetap juga berbuat brutal seperti merampok, membegal dan lainnya, secara otomatis akan kita kembalikan kepada orang tua mereka,” tegas Ramson.
Untuk meminimalisir tindakan brutal dari pelajar, ia berharap peran orang tua dan ninik mamak. Tiga tungku sajarangan harus berfungsi dan melakukan pengawasan. Tiga tungku sajarangan itu yakni, orang tua, ninik mamak (masyarakat) serta Dinas Pendidikan. Ketiganya harus saling melakukan pengawasan serta kontrol, sehingga bisa meminimalisir pelajar untuk berbuat brutal.
“Kalau ada pengawasan maksimal dari tiga elemen itu, tentu kasus kasus pelajar ngelem, pelajar narkoba dan pelajar tersangkut kasus hukum bisa diminilisir,” katanya.
Orang tua menurutnya, memiliki pegang peranan penting dalam menjaga dan mengawasi anaknya agar tidak terlibat dalam kejahatan seperti membegal, mencuri, tawuran dan lainnya.
Anggota Komisi I DPRD Padang, Yulisman mengatakan, sudah mulainya begal beroperasi di Padang disinyalir pelakunya dari kalangan generasi muda bahkan pelajar, maka aparat berwajib perli melakukan patroli secara mendadak pada malam hari. Supaya petugas bisa mengamankan pelaku jika kedapatan dan memprosesnya hingga tuntas.
“Kita minta aparat meningkatkan razia pada malam hari, terutama di lokasi keramaian yang tidak jelas kegiatannya,” ujar kader Demokrat ini.
Selain itu terangnya, kontrol para orang tua terkait aktivitas yang dilakukan pada malam hari di luar rumah oleh anak haruslah ada. Supaya anak tidak menjadi korban begal nantinya dan orang tua mengetahui anak tujuannya apa keluar rumah.
“Jangan sampai orang tua cuek mengenai aktivitas anak. Apalagi memberikan fasilitas dan kebebasan pada anak. Nanti yang rugi orangtua juga,” ucapnya.
Anggota Komisi I DPRD Padang lainnya, Iswanto Kwara meminta kepada Pemko Padang menambah dan menghidupkan CCTV yang sudah terpasang di jalanan. Tujuannya agar jika ada kejahatan di lalu lintas, pelakunya dapat terlacak.
Menurutnya, keberadaan CCTV perlu disempurnakan pemasangannya di sudut kota yang ada. Ini agar Padang aman dan nyaman serta warga tidak risih keluar pada waktu yang diinginkannya.
Ia juga berharap dihidupkan Siskamling di masing-masing kecamatan agar tindak kejahatan berkurang dan daerah bebas dari kriminalitas.
“Selama ini siskamling banyak tidak aktif, sehingga kejahatan seperti begal timbul kembali,” ucap kader PDIP ini. (tin/ade)