LIMAPULUHKOTA, METRO – Tahun politik ini, banyak yang muncul ideologi baru di Indonesia yang sangat meresahkanmasyarakat, yaitu idiologi Islam radikal. Suatu idiologi ekslusif yang selalu mengedepankan kekerasan dalam merealisasikan tujuannya. Dogma-dogma yang ada dalam ajaran agama Islam ditafsirkan secara dangkal dan apa adanya serta disalahgunakan untuk melegitimasi atas segala tindakan radikalnya.Idiologi radikal Islam ini sangat dipengaruhi oleh faham ISIS atau Islamic State inIraq and Syria, yang merupakan sebuah kelompok militan jihad yang idiologinyaterus dikembangkan keseluruh penjuru dunia melalui situs-situs, buku-buku,pendidikan di sekolah-sekolah, kampus-kampus, ceramah, jejaring sosial seperti facebook, you tube, twitter hingga pengaruhnya sampai ke Indonesia. Selain itu berita hoaks atau berita bohong juga merupakan kasus yang tak boleh dipandang sebelah mata saja
”Nah untuk meredamnya hal seperti ini, maka saya meminta kepada masyarakat untuk memperkuat persatuan, dekat diri kepada Allah SWT dan semua perangkat nagari harus turun untuk mewaspadai kasus ini, ujar Kapolres Limapuluhkota, melalui Kasat Binmas AKP H Syafrizen SH, saat mengambil apel nagari Suliki di aula Kantor Nagari Suliki, kemarin.
Dikatakan Syafrizen, seperti yang diketahui ideologi yang berkembang saat ini akan terus berkembang dan salingmempengaruhi antara satu idiologi dengan idiologi yang lain. Biasanya ideologiradikal akan berkembang secara subur dan cepat membesar di daerah-daerah, dimana masyarakatnya merasa terpinggirkan. Mereka merasakan bagaimana keadilan itu benar-benar diwujudkan oleh pemerintah bagi semua rakyatnya.Rasa terpinggirkan akan menimbulkan kecemburuan sosial.
Karena banyaknya orang yang mengalami hal yang sama dalam masalah ketidak adilan dan terpinggirkan, sebut Syafrizen, maka mereka yang merasa senasib, se idiologi akan bersatumembangun kekuatanya sendiri. Untuk bisa menunjukkan kekuatan akaneksistensinya agar tidak dipandang sebelah mata oleh musuh atau pesaing-pesaingnya. Kebutuhan akan arti sebuah eksistensi merupakan hal yang wajar secarapsikologis selama itu dilakukan secara sehat dan benar. Jangan sebaliknya, sehingga gerakanj radikalisme itu bisa dengan leluasa menguasai kita.
”Paham radikalisme merupakan doktrin atau ajaran yang mengajarkan sikap dan perbuatan yang menganggap diri dan kelompoknya yang paling benar, bagi kelompok yang selain dari kelompoknya dan tidak mengikuti pahamnya dianggap salah. Karena dianggap salah, maka kelompok yang tidak sepaham dengannya dimusuhi, diteror dan yang lebih ektrim dari itu adalah diperangi dan dibunuh. Paham radikalisme dapat berakar dari pemahaman beragama yang salah, pemahaman idiologi yang salah, pemahaman politik yang salah,” sebut Syafrizen
Padahal Agama yang sejatinya mengajarkan nilai-nilai luhur untuk saling menghormati perbedaan, menyayangi sesame makluk ciptaan Tuhan, digunakan sebagai dalih dan pembenaran akan sikap dan perbuatannyamelakukan tindakan teror dan kekerasan kepada kelompok selain kelompoknya.
Paham radikalisme ini kemuidian disusul dengan berita hoaks. Penyebaran berita bohong ke temngah masyarakat. Akibtanya, masyarakat yang tak siap akaln labil. Apalagi saat menghadapi pesat demokrasi yang sudah diujung mata. Semua komponen bangsa harus bersatu untuk menyikapi persoalan tersebut,” ujar Syafrizen. (us)