PADANG, METRO – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumbar atau Bank Nagari menggelar musabaqah tilawatil Quran (MTQ), Minggu (3/3) di Kantor Pusat Bank Nagari Jalan Pemuda Padang. Kegiatan ini diikuti oleh karyawan dan anak karyawan bank milik pemerintah dan masyarakat Sumbar itu. Dua kategori dinilai dalam MTQ internal ini, yaitu tilawah dan tahfizh.
Menariknya, saat membuka acara, Direktur Keuangan Bank Nagari, M Irsyad meminta peserta tidak main-main dalam membaca Alquran. Apalagi menggunakan langgam (gaya) yang tidak lazim, meski hanya dalam lomba. Karena, langgam yang harus digunakan hanyalah langgam asli atau Arab.
“Kepada para dewan juri kami minta langsung saja mencoret, kalau ada yang menggunakan langgam-langgam aneh. Seperti langgam Jawa, Minang atau sebagainya. Karena, tujuan kita adalah membumikan Alquran di Bank Nagari dan Sumbar ini,” kata Jek, panggilan akrab M Iryad.
M Irsyad mendukung MTQ Bank Nagari dapat dilakukan setiap tahun. Bahkan, untuk kegiatan tahun depan harus diperluas. “Bisa saja memperbanyak pesertanya dengan relasi atau umum. Karena, sebagai bank, kita juga bisa mendidik masyarakat,” katanya pada pembukaan yang pembacaan ayat sucinya dilakukan qoriah senior Yanti Novita MA yang juga seorang juri.
Perwakilan tim juri, Dr Yufni Faisol setuju dengan apa yang disampaikan oleh M Irsyad soal pelarangan aneka langgam dalam membaca Quran. “Kami setuju tidak dibolehkannya ada langgam Jawa, Minang atau dangdut di MTQ ini. Karena itu melanggar kaidah-kaidah yang telah ditetapkan dalam agama,” kata dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang ini.
Yufni Faisol tak menampik, banyak potensi bacaan Alquran dibawa ke langgam atau cara pelafalan sesuai dengan daerah atau gaya tertentu. Bahkan, bisa juga dibaca dengan gaya atau alunan dangdut.
“Tapi itu salah. Kita harus menampilkan bacaan yang sebaik-baiknya, sebagaimana orang-orang terdahulu,” katanya.
Yufni berterima kasih karena Bank Nagari turut serta berdakwah dengan menggelar MTQ, meski di kalangan internal karyawan dan anak-anak karyawan.
“Sekarang kegiatan tahfiz telah menggema di Sumbar, nasional dan internasional. Bahkan berkembang pesat. Perguruan tinggi juga banyak mengapresiasi tahfizh dengan memberikan kesempatan seleksi dengan hafalan Alquran,” katanya yang menguji anak karyawan Bank Nagari dengan memilih jus 30, 29 atau 1.
Ketua Panitia Azmi Febrian menyebutkan, MTQ Bank Nagari sebelumnya pernah dilakukan pada saat Dirut dijabat Syamsir Alam R tahun 1999. Kegiatan serupa kembali digelar 2018 dan ini adalah yang kedua.
“Kita kembali menggelar MTQ dengan terus memerbaikinya,” kata Kepala Divisi Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Nagari ini.
Menurut Azmi, peserta MTQ tahun ini mencapai 69 orang. Terdiri dari kategori tilawah Alquran antarkaryawan 15 orang, tilawah Quran antarkaryawati 16 orang.
“Selanjutnya tilawah Quran anak-anak karyawan usia 15-20 tahun 14 orang dan harizh Quran antaranak kayawan usia 4-14 tahun sebanyak 24 orang. MTQ diikuti oleh 21 cabang dan divisi,” sebutnya.
Sementara pemenang dalam MTQ ini adalah, untuk kategori karyawan (putra) juara pertama diraih Hamdi Ulil Amri dari Cabang Utama, juara dua Evo Ramadhani (Cabang Solok dan juara ketiga Andre Hasandi (Cabang Tapan). Kategori karyawati (putri) juara pertama Desi Novriyeni (Cabang Payakumbuh), juara dua Meltia (Cabang Bukittinggi) dan juara ketiga Agustia Amanda (Cabang Syariah Solok).
Untuk tilawah anak karyawan, juara pertama Fadhilah Habli (Cabang Solok), juara dua Falisha Samaira Shifan (Cabang Utama Padang) dan pemenang ketiga Icasia Fadhila (Cabang Pasar Raya Padang). Untuk karegori hafizh atau hafalan Quran juara 1 Belvana Khairyah (Cabang Pasar Raya Padang), jura kedua Nada Zain Afifah (Cabang Pariaman) dan ketiga Syafiq Elfifat (Cabang Bukittinggi). (r)