PESSEL METRO–Polemik air keruh Perusahaan Air Minum Daerah ( PDAM) Tirta Langkisau, Kabupaten Pesisir Selatan, menjadi perbincangan awak media. Direktur PDAM Herman Budiarto angkat bicara. Beberkan apa yang terjadi di PDAM Tirta Langkisau.
Dalam jumpa pers bersama sejumlah awak media, Kamis (18/4/2024) diruang rapat Dinas Kominfo Pessel, Herman Budiarto menjawab pertanyaan media.
Acara tersebut difasilitasi, Dinas Kominfo Pessel. Dihadiri Sekretaris Dinas Kominfo Pessel Hasrul Sani, dan Kabid Informasi dan Komunikasi Publik ( IKP) Wildan.
Pada awak media, Selatan, Direktur PDAM Herman Budiarto memaparkan kondisi air PDAM yang keruh pasca banjir bandang dan longsor beberapa bulan terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.
” Akibat banjir dan longsor ada 7 WTP PDAM Tirta Langkisau yang rusak, jaringan pipa yang putus, hanyut dan rusak. Ataupun mengalami kerusakan kecil,” terang Herman Budiarto.
Tujuh titik jaringan pipa PDAM Tirta Langkisau rusak berat tersebar di beberapa lokasi, Barung – Barung Balantai, Kecamatan Koto XI Tarusan ( dalam dua minggu sudah diselesaikan), Lumpo Pasar Baru Bayang ( Jembatan Pipa Gantung pipa putus).
Asam Kumbang ( kondisi pipa PDAM kerusalan paling parah, dan lokasi nya cukup sulit dijangkau- sedang dalam perbaikan), Painan berada di Bukit Putus, Timbulun dan Batu Gajah. Dan , Lumpo Pasar Baru Bayang ( Pipa berasa di bawah jembatan gantung putus).
Batang kapas ( sudah dikerjakan dalam 4 hari kedepan rampung), Kambang ( sudah dikerjakan, PDAM Pessel meminjam 15 batang pipa tranmisi ke PDAM Kota Padang), Surantih ( hanya terjadi pergeseran, tidak berpengaruh pada kondisi air) dan Inderapura ( sudah selesai diperbaiki).
” Kita telah usulkan ke Kementerian ,melalui Balai Besar Cipta Karya PUPR Provinsi Sumbar sebesar Rp.48 Miliar. Dan masih menunggu hal itu. Hanya satu kegiatan baru turum dari pihak Kementerian melalui Kantor Balai Besar Cipta Karya pemasangan pipa dari daerah Rajo Agam hingga Duku, Kecamatan Koto XI Tarusan sepanjang 8,84 kilo,” kata Direktur Tirta Langkisau, Kabupaten Pessel itu.
Berbagai cara dan upaya telah dilakukan oleh pihak PDAM Tirta Langkisau dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, kaitanya dengan air bersih. Mulai dari penggunaan cairan kimia ( kaporit) maupun saringan besar dan kecil. Namun air tetap seperti sekarang ini. Hal tersebut dikarena kandungan sedimen lumpur cukup tinggi.
Dan kita juga telah pasang bronjong bantuan dari BPBD Pessel,” tambah nya.
Ia menuturkan, dalam penggunaan kimia ( kaporit) dalam pengeolaan air besih Herman Budiarto memastikan jika kaporit itu aman bagi masyarakat, telah melalui proses. Seperti PAC dan pemakaian soda ( netralisir kaporit). Namun, begitu air tetap masih keruh.
Solusi hanya satu menambah atau mimindakan water treatment Plant ( WTP ) yang ada dibeberapa lokasi, dimana kondisinya masih bisa dipakai. Kita akan upayakan secepatnya hal itu,” terangnya.
” Untuk melihat kondisi WTP PDAM Tirta Langkisau, Kabupaten Pessel. Bersama – sama media kita lihat kondisi terjadi dilapangan,” ajak Herman Budiarto pada awak media.
Saat ini PDAM Tirta Langkisau, Kabupaten Pessel mengalami ganguan kerusakan WTP, di Tarusan, Pasar Baru, Bayang, Painan, Batang Kapas, Surantih, Kambang, Balai Selasa, Air Haji ( tidak layak), Air Pura, dan Tapan Sako ( Baru dibangun tahun 2022).
Untuk jumlah pelanggan kita kurang lebih sebanyak 26.199 pelanggan Se – Pessel. Herman Budiarto juga memaparkan pemasukan DPAM Tirta Langkisau. Sebelum bencana banjir dan longsor PDAM Tirta Langkisua mendapatkan keuntungan dari pelanggan sebesar Rp. 1,4 miliar sampai 1,5 miliar (1 bulan), selama ini hingga tahun 2022 ( kerugian), 2023 (berdasarkan neraca untung 152 juta), 2024 ( Februari untung).
Dari dana pemasukan pelanggan Rp.1,1 miliar digunakan untuk gaji pegawai PDAM , baik honor maupun PNS. Sisanya, kurang lebih Rp.300 juta untuk kegiatan operasional lapangan.




















