PADANG, METRO – Mahalnya harga tiket pesawat, kargo dan bagasi berbayar menjadi perhatian gubernur pada rapat kerja nasional (Rekernas) Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). Pada kesempatan Rakernas APPSI, Kamis (21/2) di Grand Inna Muara Padang.
Permasalahan ini dikemukan lebih awal oleh Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno,saat pembukaan Rakernas APPSI, Rabu malam (20/2) di hadapan gubernur se-Indonesia.
Irwan Prayitno mengungkapkan, melalui rakernas ini diharapkan dapat melahirkan kebijakan yang membuat masyarakat sejahtera agar masyarakat miskin tidak ada lagi. Banyak isu-isu nasional terkait daerah yang akan diusulkan nanti ke pemerintah.
Salah satunya, termasuk harga tiket yang mahal pesawat berdampak pariwisata dan pelaku UMKM.
“Banyak yang datang ke Sumbar melalui Kuala lumpur. Bagasi berbayar memberatkan pelaku UMKM dan masyarakat resah,” ujar Irwan.
Sementara, pada kesempatan hadirnya Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, pada rakernas Kamis (21/2), Longki Djangola yang baru saja dilantik menjadi Ketua Umum APPSI, menyampaikan langsung kepada JK, permasalahan kenaikan harga tiket pesawat yang mendekati batas atas.
Padahal, Presiden RI telah mengeluarkan pernyataan, bisa menurunkan harga tiket. Sementara, pihak airline menuturkan, hanya sementara dan hanya daerah rute tertentu. Selain itu, juga tariff kargo dan tarif bagasi berbayar sangat memukul pariwisata dan perekonomian.
“Tiket pesawat rute penerbangan dalam negeri sungguh mahal. Ini menjadi mesti perhatian khusus pemerintah,” harapnya.
Senada dengan itu, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan, fenomenanya hari ini, masyarakat Aceh yang hendak pergi ke Bandung, Yogyakarta lebih senang melalui Kuala Lumpur terlebih dulu.
“Lebih hemat (ke Kuala Lumpur dulu) ketimbang terbang dari Aceh langsung,” katanya.
Nova Iriansyah mengatakan, upah angkut ikan tuna menggunakan kargo pesawat dari Aceh ke beberapa daerah di Pulau Jawa naik tiga kali lipat. Hingga kini, belum ada penurunan harga. Menurutnya, kondisi perlu segera disikapi cepat oleh pemerintah pusat.
“Pengusaha tuna di Aceh mulai menurunkan produksi dan PHK pegawai. Jika kargo tidak turun akan berdampak besar kepada ekonomi masyarakat Aceh,” bebernya.
Menyikapi keluhan para gubernur, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, bisnis angkutan udara tergantung dua hal, yakni harga minyak dan dolar. Sebab, hampir semua biaya operasional pesawat dibayar dengan dolar.”Harga minyak naik, rupiah melemah tentu berdampak pada perusahaan penerbangan,” kata Jusuf Kalla.
Jika terus dipaksakan harga tiket murah, bukan tidak mungkin, maskapai rugi bahkan sampai gulung tikar. Banyak perusahaan penerbangan bangkrut di Indonesia tersebab mempertahankan harga tiket murah. Seperti Merpati, Mandala Air, Adam Air, Indonesia Air dan Batavia Air.
”Sekarang, beberapa maskapai lain bergabung dalam dua group saja. Garuda Indonesia dan Lion Air Group,” katanya.
Kalla mengatakan, persoalan kenaikan harga tiket adalah keluhan rasional masyarakat.
Menurutnya, pemerintah sudah berupaya memberikan keseimbangan. Dengan kata lain, masyarakat tidak dirugikan dan maskapai tidak bangkrut.
Misalnya saja, lanjut Kalla, pemerintah sudah meminta penerbangan BUMN seperti Garuda Indonesia menurunkan tarif hingga 20 persen. Namun, memang belum maksimal atau normal seperti sediakala. “Kita akan cari keseimbangan untuk penumpang dan perusahaan. Ini kan bisnis, kita pahami itu,” bebernya. (fan)