SEBAGIAN dari kita banyak beranggapan bencana merupakan bentuk hukuman atau siksaan dari Allah Swt. Sementara sebagian lainnya menganggap bencana adalah bentuk ujian sekaligus kasih sayang Allah Swt kepada hamba-Nya.
Berdampak besar atau kecil, tidak ada seorangpun yang mengetahui atau pun dapat memilih untuk bisa menghindari bencana. Semuanya adalah ketetapan Allah Swt. Namun, apakah sebenarnya kita mampu bersikap optimis saat menghadapi bencana?
Demikian disampaikan Ketua DPRD Sumbar Supardi saat mengisi Safari Ramadhan perdana di Masjid Istiqomah, Nagari Limbukan, Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kamis (14/3).
Secara geografis, lanjutnya, Sumbar terletak pada daerah yang dilalui patahan semangko. Berbagai bencana alam siap terjadi kapan saja, tidak hanya gempa atau tsunami, banjir dan tanah longsor juga menghantui masyarakat, khususnya yang berada di daerah rawan bencana.
“Beberapa waktu terakhir, Sumbar diterpa bencana alam, mulai dari banjir hingga tanah longsor. Salah satu ikhtiar yang harus dilakukan agar terhindar dari musibah adalah selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT,” Ujar Supardi.
Menurutnya, sebagai orang yang beriman, wajib mengimani bahwa setiap yang diberikan atau ditimpakan Allah kepada manusia baik bencana atau bukan adalah sebuah kebaikan dan perwujudan kasih sayang Allah.
“Setelah memahami bahwa bencana dan segala sesuatu yang terjadi adalah bentuk kasih sayang Allah kepada manusia, sebagai orang beriman harus memahami bahwa peristiwa bencana itu adalah suatu alat untuk mengintrospeksi, mengevaluasi atau muhasabah diri manusia itu sendiri,” ucapnya.
“Mungkin saja bencana itu merupakan efek dari kelalaian dan kezaliman manusia terhadap makhluk lain semisal lingkungan dan kezaliman manusia terhadap manusia lain,” lanjutnya Supardi.
