KEMATIAN Robby juga meninggalkan duka di kampung halamannya. Pantauan POSMETRO, Senin siang di rumah duka, keluarga korban masih menunggu kedatangan jenazah. Untaian doa setiap warga yang datang ke rumah duka terus mengalir agar keluarga korban diberikan ketabahan dan keiklasan atas meninggalnya putra bungsu dari Yoserizal.
Setelah menjalani perawatan medis, sejak 11 Februari lalu, akhirnya nyawa santri tidak tertolong lagi.
“Kita masih menunggu jenazah dari RS Bhayangkara Padang untuk disemayamkan,” sebut salah seorang pihak keluarga korban.
Kapolres Padangpanjang AKBP Cepi Noval menyebut, sebelum jenazah korban dibawa ke rumah duka, korban menjalani autopsi. “Benar, korban telah meninggal saat menjalani perawatan medis di RS M Jamil Padang,” sebut Cepi Noval.
Kanit Resum Polres Padangpanjang Iptu Awal menyebut, kasus tetap dilanjutkan. Meski saat ini upaya diversi hukum dilakukan, namun penanganan perkara tetap dilanjutkan.
Sementara famili korban dan warga Jorong Balai Gadang, Nagari Koto Laweh, X Koto, Tanahdatar buncah. Pasalnya, pemuda dan sejumlah tokoh masyarakat akan melakukan aksi ke Ponpes Nurul Iklas. Namun, aksi tersebut batal dilakukan setelah pihak Polres Padangpanjang dan Kapolsek X Koto langsung turun ke Koto Laweh.
Keinginan warga mendatangi ponpes ingin meminta pertagungjawaban atas peristiwa kekerasan terhadap santri. Pasalnya, warga menilai adanya indikasi kelalaian ponpes melakukan pengawasan santri.
”Kita inginkan ponpes bertangung jawab atas peristiwa ini. Ponpes harus diberikan efek jera atas kelalaiannya. Jika dibiarkan saja, kejadian ini akan terulang lagi,” sebut Ketua Pemuda Koto Laweh Pel.
Kapolsek, X Koto AKP Rita Saryanti menegaskan atas kasus kekerasan yang mengakibatkan santri Robby meninggal dunia, mengundang aksi warga dan famili korban untuk mendatangi Ponpes. Mereka tidak menerima perlakukan ponpes terhadap keluarganya khususnya warga Kotolaweh.
”Beruntung aksi tersebut dapat digagalkan dengan memberikan pemahaman hukum terhadap warga. Alhamdulillah warga bisa mengerti terkait proses hukum,” sebut Rita.
Sementara Ketua KAN Kotolaweh D.Dt Mudo mengatakan, reaksi warga dipicu oleh kabar duka atas meninggalnya salah seorang anak kemanakan Robby. Namun, amarah pemuda dapat diredam setelah pertemuan dengan KAN, wali nagari dan Kapolsel X Koto.
”Atas keinginan pemuda, anak kemenakan kami, sesuai kesepakatan kita akan mengagendakan pertemuan dengan pihak Ponpes. Namun, pertemuan harus tertib agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Perkara ini sudah ditangani polisi. Artinya kita sangat menghargai hukum,” sebut Dt Mudo mengajak warga untuk konsentrasi pada penyelenggaraan jenazah, Senin malam. (rmd)















