JAKARTA, METRO–Data warga Indonesia kembali jadi sasaran hacker. Ini setelah salah satu Komisi Pemilihan Umum (KPU) mendapat serangan siber dari peretas. Seorang hacker dengan nama anonim “Jimbo” mengklaim telah meretas situs https://cekdptonline.kpu.go.id/ dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
Sebelumnya pada 2022 peretas atau hacker bernama Bjorka juga mengklaim mendapatkan 105 juta data pemilih dari website KPU. Kali ini akun hacker dengan anonim “Jimbo” tersebut juga membagikan 500 ribu data contoh yang berhasil dia dapatkan pada salah satu postingannya di situs BreachForums yang biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan
Beredar beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut. Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC melaporkan dalam temuannya pada Selasa dinihari (28/11).
Jimbo juga menyampaikan dalam postingan di forum tersebut bahwa data 252 juta yang berhasil dia dapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi. Setelah Jimbo melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik dimana jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT Tetap KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari dengan 514 Kabupaten/Kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan.
“Di dalam data yang didapatkan oleh Jimbo tersebut memiliki beberapa data pribadi yang cukup penting seperti NIK, No. KK, nomor ktp (berisi nomor passport untuk pemilih yang berada di luar negeri), nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, kodefikasi kelurahan, kecamatan dan kabupaten serta kodefikasi TPS,” terang Pratama.
Tim CISSReC juga sudah mencoba melakukan verifikasi data sample yang diberikan secara random melalui website cekdpt, dan data yang dikeluarkan oleh website cekdpt sama dengan data sample yang dibagikan oleh peretas Jimbo, termasuk nomor TPS dimana pemilih terdaftar.
Jimbo menawarkan data yang berhasil dia dapatkan seharga USD 74.000 atau hampir setara Rp1,2 miliar.
Pada tangkapan layar lainnya yang dibagikan oleh Jimbo, nampak sebuah halaman website KPU yang kemungkinan berasal dari halaman dashboard pengguna.
Di mana dengan adanya tangkapan layar tersebut maka kemungkinan besar Jimbo berhasil mendapatkan akses login dengan dengan role Admin KPU dari domain sidalih.kpu.go.id menggunakan metode phishing, social engineering atau melalui malware.
Dengan memiliki akses dari salah satu pengguna tersebut Jimbo mengunduh data pemilih serta beberapa data lainnya.
“CISSReC juga sebelumnya sudah memberikan alert kepada Ketua KPU tentang vulnerability di sistem KPU pada tanggal 7 Juni 2023,” tegas Pratama.
















