Manchester City akan menjamu peringkat 4 Chelsea di Etihad Stadium pada matchweek 26 Premier League 2018/19, Minggu (10/2) pukul 23.00 Wib.
Pasukan Pep Guardiola diminta berhati-hati dan tidak menganggap remeh anak asuh Maurizio Sarri. Sebab Si Biru adalah tim pertama yang membungkam Citizens di Liga Inggris musim ini.
Dalam dua laga terakhirnya, City berturut-turut menang 3-1 menjamu Arsenal dan mengalahkan tuan rumah Everton dua gol tanpa balas. Sergio Aguero memborong tiga gol ke gawang Arsenal, sedangkan Aymeric Laporte dan Gabriel Jesus menjadi penentu kemenangan atas Everton di partai pekan ke-27 yang dimainkan lebih awal.
Sementara itu, Chelsea bangkit dari kekalahan menyesakkan 0-4 di kandang Bournemouth dengan menghabisi Huddersfield 5-0 di Stamford Bridge. Eden Hazard dan striker baru Gonzalo Higuain masing-masing menyarangkan dua gol, sedangkan satu gol lainnya dicetak oleh David Luiz.
Kemenangan atas Huddersfield terbilang sangat melegakan bagi Chelsea. Selain mendapatkan tiga poin, Chelsea juga dibuat antusias dengan padunya permainan Hazard dan Higuain.
Pada pertemuan pertama di Premier League musim ini, Chelsea menekuk City 2-0 di Stamford Bridge lewat gol-gol N’Golo Kante dan David Luiz. City sepertinya siap melakukan pembalasan saat nanti ganti meladeni The Blues di rumah mereka sendiri.
Saat ini, The Blues berada dalam kepercayaan diri yang tinggi karena menang lebih dari dua gol pada akhir pekan lalu melawan Huddersfield.
Kepercayaan diri Chelsea bertambah seiring striker anyar mereka, Gonzalo Higuain cetak dua gol dalam debut pertamanya.
Dalam bulan Februari ini, The Citizen akan menghadapi The Blues sebanyak dua kali yakni, di Liga Inggris dan final Carabao Cup.
Big match ini penting bagi kedua tim. Jika menang, City akan bertahan di puncak klasemen dan kembali memberi tekanan kepada Liverpool.
Sedangkan bagi Chelsea kemenangan juga menjadi harga mati karena jika gagal Manchester United bisa menggeser mereka dari posisi empat. Pasalnya MU hanya menghadapi tim papan bawah Fulham.
Bek Chelsea, Antonio Ruediger, meminta rekan-rekannya mengingat hal tersebut sebagai motivasi untuk mengalahkan City lagi.
“Penting karena kami sempat berada dalam persaingan juara. Pada akhirnya kami adalah tim pertama yang mengalahkan Manchester City. Kami harus bisa lebih kuat lagi,” ujar Ruediger seperti dikutip Mirror.
“Sekarang kami memang menjadi tim yang membuat banyak penguasaan bola. Tapi, kami harus bisa sedikit bermain kotor,” lanjut dia.
Mungkinkah City tumbang lagi di kandang?
Tak mudah. Pasalnya, City cukup tangguh di kandang sendiri. Dari 13 pertandingan Premier League yang sudah mereka mainkan di Etihad, tim arahan Pep Guardiola itu hanya satu kali kalah dan mencatat 12 kemenangan.
Tak cuma sulit dikalahkan, City juga produktif di Etihad. Sergio Aguero dkk selalu mencetak minimal dua gol dalam 14 laga kandang terakhir mereka di liga.
Awas Ada De Bruyne!
Salah satu hal yang membuat Manchester City diunggulkan dalam persaingan gelar adalah sosok Kevin de Bruyne. Kini De Bruyne sudah fit dan siap bersinar lagi.
De Bruyne melewatkan sebagian jalannya musim ini karena cedera ligamen. Maka sejauh ini gelandang 27 tahun ini pun baru bermain 18 kali di semua kompetisi, dengan torehan empat gol dan empat assist.
Tapi cedera itu dinilai bisa jadi berkah tersendiri untuk City. Sebab artinya pemain internasional Belgia itu kini dalam kondisi tak kelelahan karena lama menepi.
Jika bisa segera kembali ke level permainan terbaik, De Bruyne diyakini akan krusial dalam misi mempertahankan gelar City. Termasuk saat menjamu Chelsea nanti malam.
“City punya para pemain yang bisa mengubah jalannya laga di momen apapun, tapi mungkin yang paling penting dalam bulan-bulan ke depan adalah Kevin de Bruyne,” kata eks gelandang Inggris Jamie Redknapp.
“Dia begitu bugar, dia sudah menikmati jeda panjang, dan selama dia bebas cedera, dia bisa berarti sangat besar dalam periode ini. Mereka memang masih punya David Silva dan Bernardo Silva yang secara teknik menyenangkan untuk disaksikan.
“Tapi De Bruyne punya sentuhan berbahaya, umpan yang bisa membelah pertahanan. Dia bisa mencetak gol dari jarak 22 meter dan dia berbeda dari gelandang-gelandang di dua tim ini, bahkan mungkin di Premier League. Dia mematikan,” imbuh mantan pemain Liverpool dan Tottenham Hotspur ini dilansir Sky Sports.
De Bruyne diturunkan Pep?
Kebijakan rotasi Pep Guardiola akan kembali diterapkan akhir pekan ini saat Manchester City menghadapi Chelsea. Tak menutup kemungkinan Kevin De Bruyne akan dicadangkan lagi.
Punya skuat melimpah jadi berkah sekaligus ujian untuk Guardiola karena dia harus pintar-pintar meramu susunan pemain agar para pemain mendapat kesempatan main yang hampir sama. Guardiola pun tak jarang menyimpan para pemain bintangnya jika dirasa perlu.
Contoh saja di lini depan, Sergio Aguero yang merupakan top skorer tim musim ini kerap dirotasi dengan Gabriel Jesus, lalu di sektor gelandang serang, Raheem Sterling, Leroy Sane, Riyad Mahrez, dan Bernardo Silva juga bergantian mendapat giliran main.
Salah satu yang juga kena kebijakan itu adalah De Bruyne yang musim ini performanya tidak begitu oke karena dua kali dihantam cedera ligamen lutut. Alhasil, De Bruyne baru bikin empat gol dan empat assist dari total 18 penampilan di seluruh kompetisi.
Rataan menit main De Bruyne musim ini pun cuma 53 menit dan beda jauh saat dia selalu main penuh sepanjang musim lalu. Bahkan Guardiola tak segan cuma memainkan De Bruyne sebagai cameo seperti saat menang 2-0 di kandang Everton ketika main di satu menit akhir dan membuat assist.
Kondisi serupa bisa saja terjadi saat City menjamu Chelsea di Etihad Stadium, Minggu (10/2/2019) malam WIB besok. Tak ada jaminan untuk De Bruyne jadi starter karena semua tergantung pada kondisi setiap pemain.
“Mungkin saja ya, bisa jadi dia cadangan lagi, tentu saja itu memungkinkan. Semua pemain tahu, bahwa mereka mungkin main dan mungkin saja absen,” ujar Guardiola seperti dikutip FourFourTwo.
“Pada akhirnya kami menilai pemain berdasarkan keyakinan kami pada mereka, apakah mereka berada dalam performa terbaiknya dan ada saatnya juga Anda tidak dalam kondisi terbaik,” sambungnya.
“Ada saat di mana rekan setim Anda berada dalam kondisi lebih baik ketimbang lainnya, Dalam sepakbola, pencapaian Anda itu adalah masa lampau. Anda harus bisa meraihnya lagi.
“Kami coba mengontrol para pemain. Dia sudah bermain pada dua laga sebelumnya, saya lebih suka dia cuma bermain sebentar saat melawan Everton,” papar Guardiola.(*/heu)