PADANG, METRO–Kebahagiaan terpancar jelas dari wajah Martha Renny Lasari (38), saat melihat putranya menerima bantuan biaya perlengkapan sekolah, Sabtu (23/9), di kantor Forum Nagari Indarung. Fajri Pratama (17), yang masih mengenakan seragam olahraga sekolah pun terlihat memegang amplop putih itu kuat-kuat. Matanya pun menoleh ke sang ibunda yang berdiri tak jauh darinya.

“Alhamdulillah, bantuan ini sangat berarti bagi Fajri, putra saya. Tidak menyangka disaat kebutuhan sekolahnya belum bisa terpenuhi, ada bantuan uang pendidikan sekolah hari ini,” ungkap Renny, saat diajak berbincang dengan POSMETRO.
“Ada uang LKS yang belum dibayar. Beli baju dan juga peralatan sekolah lainnya yang cukup banyak,” lanjutnya.
Raut wajah Renny terlihat sumringah, berulang kali ia memegang tangan putranya. “Fajri pasti bakal semangat lagi belajar di sekolah, karena ia tahu ibu dan ayahnya tak ada duit,” lirihnya.
Renny sehari-hari hanyalah ibu rumah tangga yang tinggal di Gang Sempit atau di jalur Belt Conveyort RW 8 Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubukkilangan. Sedangkan sang suami, Zailan (40) asal Pasaman Barat, bekerja sebagai kuli dekor, di Simpang Kinol, Pondok, Kecamatan Padang Selatan.
Dengan upah sebagai kuli Rp75 ribu sehari dan rumah yang masih mengontrak, Renny mengaku bantuan yang didapat dari Forum Nagari Indarung senilai Rp300 ribu, memberi arti spesial. Renny mengusap kepala putra semata wayangnya.
“Ini adalah bantuan yang keempat dia terima untuk biaya pendidikan putranya itu. Sekarang, Fajri mengenyam pendidikan di SMAKPA. Itu adalah pilihan dia sendiri ingin sekolah kimia. Alhamdulillah, dengan nilai rapor yang selalu bagus, ia bisa diterima di sekolah impiannya tersebut,” imbuhnya.
Dengan mata berkaca-kaca, Renny menceritakan jika sebelum melanjutkan pendidikan di SMAKPA, Fajri meminta izin dulu dan bertanya apakah ibunya punya uang atau tidak.
“Ado pitih ma, Fajri nio masuak SMAKPA. Aji nio jadi dokter, ma…”
Mendengar ucapan putra satu-satunya itu, sebagai seorang ibu, hatinya luluh. “Ibu mana yang tak ingin mewujudkan cita-cita putranya. Dengan niat tulus, dan mengucapkan bismillah, saya meridhoi keinginan Fajri. Saya hanya percaya Allah pasti akan selalu membantu hambanya, asalkan selalu berusaha dan berdoa,” tutur Renny.
“Saya hanya selalu berpesan ke Aji (panggilan akrab Fajri), selalu menjadi anak sholeh, rajin belajar, shalat tepat waktu dan berbuat baik kepada semua orang. Insya Allah nanti Allah akan selalu membantu dari pintu mana saja. Seperti hari ini, saya diberi kabar ketua RT, jika Fajri menjadi salah seorang penerima bantuan pendidikan dari 50 anak yang berada di jalur Belt Conveyort RW 8,” lanjut Renny.
Sementara, Fajri mengaku juga bahagia dengan bantuan yang diterimanya. Siswa yang saat SMP itu, selalu juara dan berada di lokal unggul SMP 11 tersebut, mengaku dengan bantuan Forum Nagari Indarung, bisa meringankan beban orangtuanya.
“Bantuan yang diberikan kepada saya sangat bermakna dan mendorong saya untuk semakin rajin lagi untuk sekolah, supaya bisa membanggakan orang tua nanti,” imbuh Fajri.
Senada dengan Fajri, senyum kebahagiaan juga dirasakan si kembar, Syafira Riana (12) dan Syarifa Riana (12). Murid kelas VI SDN 15 Kotolalang ini juga merupakan siswa yang beruntung karena mendapat bantuan pendidikan.
Diana Yusrianti (34 tahun), ibu dari si kembar Syafira dan Syarifa, mengaku bantuan yang diterima merupakan bantuan untuk ketiga kalinya dari Forum Nagari. Wanita yang berjualan kebutuhan harian di rumah kontrakannya, di Gang Sempit, jalur Bely Conveyort tersebut, menyebut sangat tertolong dengan uang Rp300 ribu dari Forum Nagari Indarung.
Dia mengaku, penghasilan dari suaminya, Ridho Sumanto (39 tahun) sebagai tukang ojek pangkalan tidak menentu. Apalagi dengan banyaknya ojek online, maka pendapatan suaminya itu juga ikut menurun.
“Suami saya hanya ngojek di pangkalan saja. Sekarang, semua kebutuhan mahal. Beras mahal, cabai, telur dan juga kebutuhan sekolah si kembar yang sudah duduk di kelas VI SD. Sebentar lagi mereka juga mau masuk SMP tahun depan. Tentu, bantuan ini sangat berarti bagi kami,” tutur Diana, yang juga tinggal di rumah kontrakan ini.
“Untuk si kembar saja, saya harus menyediakan uang Rp30 ribu sehari. Itu baru biaya kebutuhan sekolahnya. Belum biaya lain-lain. Mudah-mudahan banyak orang baik yang mengulurkan tangan dan kebaikan untuk kami yang tak mampu ini,” lirihnya.
















