PDGPARIAMAN, METRO – Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni, kemarin, melaksanakan rapat koordinasi nasional penanggulangan bencana. Dalam rapat tersebut membahas persoalan kebencanaan, apalagi Kabupaten Padangpariaman adalah daerah yang rawan bencana.
Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni menyatakan acara tersebut langsung dibuka Presiden Joko Widodo. Saat itu lanjutnya, sebagai simbolisasi, Jokowi didampingi Kepala BNPB Letjen TNI Doni Munardo dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, memukul kentongan bersama-sama sebagai tanda kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.
Dalam sambutan, Presiden mengatakan bahwa Rakornas 2019 Penanggulangan Bencana ini merupakan forum yang strategis dalam membicarakan kebencanaan.
“Ini harus segera kita menyadari karena negara Indonesia masuk ke dalam cincin api,” ujarnya.
Presiden pun berharap Rakornas 2019 Penanggulangan Bencana menghasilkan konsep dan sistem penanggulangan bencana yang dapat segera diimplementasikan.
Hadir dalam Rakornas ini, Wakil Kepala Polri Komjen (Pol) Ari Dono, Kepala Staf Umum TNI Laksamana Madya Didit Herdiawan. Hadir pula sebagai peserta, 3.500 orang personel unsur kebencanaan, baik dari BNPB sendiri maupun BPBD dan Bappeda.
“Kita Padangpariaman persoalan bencana sangat butuh dukungan Pemerintah Pusat dan Propinsi, karena APBD Padangpariaman tidak cukup untuk mengatasi dampak bencana. Pasalnya, Padangpariaman adalah daerah yang rawan dengan berbagi jenis bencana alam. Mulai dari tanah longsor, banjir bandang dna gempa bumi. Apalagi Padangpariaman berada di daerah pesisir laut Pulau Sumatra,” ungkapnya.
Ali Mukhni menjelasnya, dengan ikut seratnya rapat koordinasi ini tentu lanjutnya, dirinya dapat menyampaikan berbagai persoalan tentang daerahnya yang sangat rawan dengan bencana alam.
“Salah satunya butuh dukungan dana untuk memperbaiki semua infrastruktur yang rusak, karena terjangan berbagai jenis bencana alam,” tandasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat mencatat dari Januari hingga akhir 2018 sebanyak 164 bencana alam melanda daerah itu. Bencana mengakibatkan kerugian materil sekitar Rp 14 miliar.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Padangpariaman, Budi Mulya, menyatakan, bencana yang mendominasi melanda Padangpariaman yaitu banjir dan langsor.
Ia mengatakan peningkatan intensitas bencana tersebut terjadi semenjak beberapa bulan terakhir akibat cuaca ekstrem yang melanda daerah itu. “Bahkan bencana tersebut menimbulkan korban jiwa,” katanya.
Ia menyebutkan bencana yang menimbulkan korban jiwa tersebut yaitu tiga anak dari warga pembuat batu bata di Kecamatan Enam Lingkung. Tiga orang anak tersebut tertimbun longsoran material karena rumhanya dekat dengan tebing.
Selain merusak rumah dan menimbulkan korban jiwa, longsoran material juga menimbun sejumlah jalan di daerah itu sehingga menutup akses jalan beberapa jam. Bahkan pada Agustus lalu, Pasar Sungai Limau digenangi air banjir beberapa jam sehingga aktivitas pasar sempat tertunda.
Ia menyatakan terus meningkatkan respons terhadap informasi bencana yang diterima dari masyarakat. Ia mengimbau warga Padangpariaman untuk meningkatkan kewaspadaan karena daerah itu rawan terhadap bencana serta cuaca ekstrem masih berpotensi menerjang daerah itu hingga awal 2019.
“Terutama untuk warga yang tinggal di pantai, dekat dengan sungai dan tebing perlu peningkatan kewaspadaannya,” tambahnya mengakhiri.(efa)