Oleh: Reviandi
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya catatan gemilang dalam perpolitikan Indonesia. Menjadi Menteri di era kepemimpinan Presiden Megawati, tapi mampu menumbangkan ‘atasannya’ itu pada Pemilihan Presiden (Pilpres) langsung perdana 2004. Tidak sekali, 2009 SBY kembali menumbangkan Megawati yang berpasangan dengan Prabowo Subianto (Mega-Pro).
Kini, jalur politik pula yang membuat SBY mendukung Prabowo dalam Pilpres berikut yang akan digelar 14 Februari 2024. Dukungan itu tersirat pasca-SBY kecewa dengan Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan bersama Partai NasDem dan PKS. Kini, Anies telah menggandeng Muhaimin Iskandar dengan koalisi NasDem, PKB dan PKS. SBY pun membawa Partai Demokrat hengkang dari koalisi itu.
Kepergian SBY, anaknya yang menjadi Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Partai Demokrat memang dalam keadaan marah. Banyak yang sejak awal menduga SBY akan merapat ke Prabowo, bukan kepada Ganjar Pranowo yang didukung PDIP, PPP, Perindo dan Partai Hanura. Karena hubungan SBY yang kurang baik dengan Ketum PDIP Megawati, dan hubungan yang ‘akrab’ sesama pensiunan TNI dengan Prabowo.
Apalagi, SBY dan Demokrat sebenarnya pada Pilpres 2014 dan 2019 juga mendukung Prabowo baik secara langsung atau tidak. 2014, Demokrat lebih condong kepada Prabowo-Hatta Rajasa yang diusung Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP dan PBB. Saat itu Demokrat dan Partai Aceh (PA) hanya bersifat mendukung Prabowo.
Pada Pilpres 2019 saat Prabowo lebih memilih menggandeng sesama kader Gerindra Sandiaga Salahudin Uno. Demokrat malah turut bergabung bersama Gerindra, PAN, PKS dan Partai Berkarya. Saat Prabowo dan Sandi bergabung kepada Jokowi-Ma’ruf Amin, Demokrat kokoh jadi partai oposisi, meski membahasakannya partai tengah.
Sekarang, SBY sudah memastikan diri berada di samping Prabowo. Meski tak ada jaminan AHY akan dijadikan calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang sudah diisi Gerindra, Golkar, PAN, PBB, Gelora, dan Garuda ini. Demokrat mungkin akan memanfaatkan energi ‘marah’ terhadap koalisi sebelumnya untuk meningkatkan daya dobrak Prabowo dan pasangannya nanti.
SBY adalah seorang perwira tinggi TNI yang menjadi Presiden Indonesia keenam yang menjabat sejak 20 Oktober 2004 sampai 20 Oktober 2014. Presiden pertama di era Reformasi yang terpilih melalui Pemilihan Presiden secara langsung. Sebelumnya, Abdurahman “Gusdur” Wahid dan Megawati Soekarno Putri dipilih oleh MPR RI. Jadi, legitimasi SBY jauh lebih dekat dan kuat dengan rakyat.
Saat ini, sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY siap memenangkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai presiden di Pilpres 2024. Bahkan, SBY menyatakan sebenarnya sudah pensiun dari dunia politik. Tetapi, demi Prabowo, dia akan turun gunung untuk memenangkan Prabowo.
“Sebenarnya saya sudah pensiun dari politik, saya sekarang banyak melukis, banyak membina klub bola voli. Tapi for you saya siap turun gunung,” kata SBY saat pertemuan dengan Prabowo dan Koalisi Indonesia Maju di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9).
SBY juga menyampaikan kepada Prabowo untuk berjuang sekuat tenaga. SBY dan Demokrat siap untuk menyukseskan kemenangan bagi Prabowo di 2024. “Bapak Prabowo, do you best, berjuanglah sekuat tenaga kita semua akan menyukseskan. Saya yakini dengan izin Allah masa Pak Prabowo untuk memimpin kita semua adalah melalui pilpres yang akan datang,” ujar SBY.
















