Oleh: Reviandi
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Prof Yusril Ihza Mahendra diharapkan mendapatkan formula menjadikan biaya politik di Indonesia rendah. Karena hari ini, untuk masuk ke dunia politik, seseorang harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Bahkan untuk sekadar maju ke DPRD Kabupaten/Kota atau jadi Bupati dan Wali Kota.
Konon untuk yang lebih tinggi, sampai ke Pemilihan Presiden. Uang yang akan dikeluarkan jumlahnya bukan miliaran lagi, tapi sudah triliunan Rupiah. Jangan coba-coba maju kalau tak punya uang sebanyak itu, atau partai yang bisa mengumpulkan uang lebih banyak dari dana setahun APBD Kabupaten dan Kota yang mayoritas di bawah Rp1 triliun.
Orang yang meminta Yusril mencari formula itu adalah Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus bakal calon Presiden (Bacapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang PBB ada di dalamnya. Selain PAN, Gerindra, Golkar, Gelora dan Garuda. Yusril mengaku sangat dekat dengan Prabowo, meski partainya mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 dan terbukti menang.
Kedekatan itu disampaikan Yusril dengan menyebut, Prabowo anak biologis Prof Soemitro Djojohadikoesoemo, seorang ekonom dan politikus Indonesia. Sementara Yusril mengaku anak idiologis Mohammad Natsir, pendiri sekaligus pemimpin Partai Masyumi di era kemerdekaan. Soemitro dan M Natsir adalah sahabat dekat dan banyak bekerja sama selama era perjuangan.
Hal itu disampaikannya dalam orasi politik pada Konsolidasi Zona III Pemenangan Pileg PBB dan Pemenangan Prabowo sebagai Presiden RI 2024, Sabtu (9/9) di Pangeran Beach Hotel Padang. PBB pernah menjadi partai yang mengantarkan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar 2005. Berkoalisi dengan PDIP mengalahkan partai-partai ‘besar’ di Sumbar.
Yusril mungkin sedang serius memikirkan cara membuat politik Indonesia lebih murah. Tapi dia menggaransi, partainya akan berkomitmen kuat dalam koalisi dan memenangkan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. PBB menurutnya adalah partai Islam modernis. Pikiran para pengikutnya mudah ditebak dan tidak neko-neko. Tidak mau berbelit-belit, tak mau berkelok-kelok.
Yusril menyebut, mereka di internal PBB mulai dari pimpinan sampai tingkat bawah berunding, bermusyawarah dan memutuskan mendukung Prabowo. Insya Allah Prabowo, tetap konsisten dukung Prabowo. Satu kalimat Yusril yang mungkin menohok partai-partai lain, utamanya yang ‘membelot’ adalah, “Kami tak berbelit-belit dan bisa jadi teman koalisi yang setia dan dipercaya.”
Teman koalisi yang setia dan dipercaya. Hal itu mungkin terdengar agak melankolis, tapi sangat dibutuhkan hari ini. Rakyat sekarang sudah dipertontonkan dengan mudahnya pimpinan partai atau pimpinan lembaga berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Saat bersama begitu mesranya, tapi setelah berpisah bisa saling hantam. Atau istilahnya, menohok (mantan) kawan seiring.
Tidak itu saja, Yusril bahkan menggaransi partainya sangat tegas mendukung Prabowo sampai dilantik 20 Oktober 2024 mendatang. Dia menegaskan, tidak akan ada kader-kader PBB yang berbeda pendapat. Bahkan kalau ada yang mbalelo apalagi membelot, akan diberi peringatan tegas. Akan dipecat, karena di tak ingin PBB terpecah-belah.
Bahkan, soal bakal calon wakil Presiden (Bacawapres), Yusril juga tidak mau ngotot dan menawarkan diri. Dia dan partainya menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo sebagai Bacapres. Kalau iya Alhamdulillah, kalau tidak Alhamdulillah. PBB akan tetap akan berada di sisi Prabowo. Istiqomah dan konsisten di jalan yang lurus.
















