DHARMASRAYA, METRO – Setelah turun menghitung, jumlah alat peraga kampanye (APK) baruba baliho Calon Anggota DPR RI Dapil Sumbar 1, Andre Rosiade yang dirusak di Kabupaten Dharmasraya mencapai 20 unit. Perusakan itu tersebar di Kecamatan Sungai Rumbai dan Kecamatan Koto Besar. Kini, tim mulai bergerak akan melaporkan kasus ini ke Polres Dharmasraya dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Ketua DPC Partai Gerindra Dharmasraya, Sofyan Hori mengatakan, pihaknya akan melaporkan kejadian itu pada Kepolisian dan Bawaslu dalam waktu dekat. Namun mereka tetap akan mencari bukti-bukti dan memastikan siapa pelaku yang melakukan aksi premanisme di era demokrasi itu.
”Para relawan sekarang tengah berjalan mencari bukti dan orang-orang yang diduga terlibat melakukannya, untuk dilaporkan. Karena jika tidak ada bukti yang akurat, kita takutnya laporan lama diproses. Bahkan ditakutkan laporan ini membalik,” ujarnya kepada koran ini, kemarin.
”Kita membutuhkan bukti yang konkrit dulu, mulai dari foto saat spanduk itu didirikan hingga foto kerusakan spanduk. Kami harap hal ini tidak berlanjut karena hanya akan menyebabkan perpecahan, saya berharap terlahirnya pemilu yang damai kedepannya,” pungkas dia.
Perusakan ini sejalan dengan dugaan intimidasi yang semakin menjadi di Kabupaten Dharmasraya. Karena, para relawan Prabowo-Sandi Dharmasraya mengaku tidak bisa berbuat banyak di kampungnya sendiri untuk melakukan kampanye karena larangan oknum aparat.
Hal itu juga sempat diadukan relawan pada Andre Rosiade saat mengunjungi kawasan tersebut akhir pekan lau. ”Ada yang panik, karena takut kalah, tapi jangan baliho orang yang di rusak. Baru beberapa hari yang lalu saya meninggalkan Kabupaten Dharmasraya,” katanya.
Andre menyebut, balihonya yang dirusak oleh para oknum yang tidak dikenal itu tidak akan membuatnya berdiam diri. ”Perusakan baliho saya ini akan saya laporkan ke Bawaslu dan Pihak Kepolisian agar bisa ditelusuri siapa orang dibalik ini,” sebut Andre Rosiade, kemarin.
Waktu menyambangi Dharmasraya pekan lalu, Andre sudah diberikan gambaran oleh para relawan tentang pendukung lawan yang begitu fanatik hingga membuat sempit langkah mereka termasuk tindakan aparat setempat.
“Kami tidak ini cara-cara berdemokrasi ini dipelihara. Mari kita bersama-sama mengunggulkan jagoan masing-masing, tanpa merusak lawan,” katanya.
Andre menyadari Dharmasraya sekarang digadang-gadangkan akan menjadi “lumbung” suaranya pesaing Prabowo-Sandi. Namun, hal itu ternyata tidak terlihat saat Andre Rosiade dan tim mendatangi grass root (akar rumput) di Dharmasraya. Karena mayoritas mereka menginginkan ganti Presiden 17 April 2019 ini.
”Bagaimana tidak, warga Dharmasraya ini mayoritas petani karet dan kelapa sawit. Komoditi yang saat ini harganya hancur-hancuran setelah Pak Jokowi memimpin 4 tahun terakhir. Tentunya mereka ingin Pak Prabowo dan Bang Sandi yang menuntaskan masalah mereka. Harga sawit dan karet akan stabil kalau Pak Prabowo terpilih,” kata Wasekjen DPP Partai Gerindra ini.
Andre mengutuk keras pihak-pihak yang merusak APK-nya di Dharmasraya. Baik yang melakukan, apalagi yang memerintahkannya. Karena, hal ini adalah cerminan demokrasi yang masih buruk di Dharmasraya. Tidak memberikan kesempatan kepada seseorang caleg untuk menyosialisasikan diri di tengah masyarakat. (zek)