Oleh: Reviandi
Tidak ada yang salah dengan judul ini, karena inilah kebenarannya. Daerah pemilihan (Dapil) Sumatra Barat (Sumbar) II akan kembali menjadi arena ‘pertaÂrungan’ dua nama besar ini saja. Pertama Ketua DPD Partai Demokrat Sumbar Mulyadi yang sekarang kembali menemÂpati nomor urut 1. Kedua, anggota DPR RI Ade Rezki Pratama dari Partai Gerindra yang masih nomor urut pertama.
Bagaimana tidak, keduanya sudah ‘dijamin’ akan mendapatkan lebih dari 100 ribu suara dan merebut satu kursi. Bahkan, akan membuka peluang partainya mendaÂpatÂkan kursi kedua dari total 6 kursi yang ditawarkan Dapil dengan daerah PadangÂpariaman, Kota Pariaman, Agam, BukitÂtinggi, Pasaman, Pasaman Barat, PayaÂkumÂbuh dan Limapuluh Kota.
Menariknya, keduanya juga punya basis suara yang sama, Agam dan Bukittinggi. 2019 saja, Ade Rizki bisa mendapatkan 30.642 suara di Agam dan 11.165 suara di Bukittinggi. Sementara Mulyadi 41.916 suara Agam dan 20.035 suara di Bukittinggi. Mereka mendominasi suara dibanding semua Caleg di Dapil itu. Suara Mulyadi 144.954 dari total 197.834 suara Demokrat dan Ade Rezki 104.740 dari total 223.891 suara GerinÂdra.
2024, masih akan menjadi pertaÂrungan yang kurang lebih sama, yang sebenarnya sudah dimulai sejak 2014. Kedua putra asli Agam ini begitu mendoÂminasi, bahkan juga berebut suara yang sama di Kabupaten dan Kota lainnya. Bedanya, saat ini Ade Rezki adalah incumbent, sementara Mulyadi tak lagi anggota DPR. Dia harus mundur pada tahun 2020 karena mengikuti Pilgub Sumbar dan kalah dari Mahyeldi-Audy.
‘Peperangan’ Mulyadi vs Ade Rezki ini tentu bisa berdampak positif atau negatif bagi Caleg lain, baik di internal atau eksternal partai. Yang jelas, kini incumbent Demokrat Dapil Sumbar II Rezka Oktoberia. Rezka yang menjadi PAW (pengganti antar waktu) Mulyadi akan terbebani dengan status itu. Pasalnya, 2019 dia hanya mendapatkan 20.792 suara. Kalau Demokrat tak mampu mendapatkan tambahan kursi, maka Mulyadi kembali akan menduduki kursi ini.
Apalagi Mulyadi kembali mendapatÂkan nomor urut 1, sementara Rezka masih di nomor urut 2. Nama-nama lain di daftar Demokrat ini disebut-sebut akan kembali mengulang ‘sejarah’ 2019 karena tidak akan terlalu membawa suara signifikan. Mereka nomor urut 3 Teuku Muhammad Gadaffi, 4 Irfan Rizky Pratama, 5 Hengky dan 6 Frissulia Zetira. Jika Rezka sebagai incumbent bisa mendapatkan 50 ribuan suara saja, ada kemungkinan Demokrat bisa mendapatkan dua kursi. Seperti yang terungkap dalam survei Indikator Politik Indonesia Juli 2023 ini.
Gerindra punya persiapan yang lebih baik dari Demokrat. Selain Ade Rezki di nomor urut 1, masih ada Erizal Chaniago di nomor urut 2. Erizal 2019 cukup baik, bisa mendapatkan 38.128 yang mayoritas didapatnya dari Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh. Maklum, Erizal adalah putra asli Luak Limopuluah dan siap kembali melaju pada Pemilu 2024.
Kalau Ade sudah mengamankan Agam-Bukittinggi dan Erizal di PayakumÂbuh-Limapuluh Kota, Gerindra juga ‘cerÂdas’ menempatkan Caleg lainnya. Harpen Agus Bulyandi atau Andi Cover di nomor urut 4. Ketua DPRD Kota Pariaman yang ditarget juga bisa ‘mengamankan’ suara Padangpariaman. Jika Andi serius, maka tidak mustahil suara Gerindra di dua daerah ini juga terangkat.
Nama lain ada di nomor urut 6, Bustomi, Ketua DPRD Kabupaten PasaÂman. Tomi juga diharapkan bisa menÂdaÂpatÂkan suara dari kabupaten tetangga, PasÂbar. Dua nama lainnya, 3 De Bunga Puti Bungsu dan 5 Lidia Asmawarni akan bermanfaat untuk menambah suara peÂrempuan bagi partai yang mengusung PraÂbowo sebagai Capres itu.
Golkar yang merupakan langganan kursi Dapil Sumbar II masih menempatkan John Kenedy Aziz di nomor urut 1. Incumbent yang sudah dua periode duduk di DPR itu diharapkan bisa kembali mendaÂpatÂkan suara rakyat, utamanya di PaÂdangÂÂpaÂriaman dan Kota Pariaman. Dari total 43.540 suara John Kenedy, 15.028 berasal dari Padangpariaman. Total suara Golkar 2019 di Dapil II hanya 79.023.
Golkar tidak terlalu banyak menemÂpatÂkan bintang di Dapil ini, sepertinya John akan melenggang jika mendapatkan satu kursi. Satu nama yang mungkin bisa menjadi batu sandungan ‘hanyalah’ nomor urut 5 Roosdinal Salim. Nama ini bukan orang baru, karena sudah bebeÂrapa kali nyaleg dari Dapil yang sama. Dia adalah putra Begawan ekonomi nasional asal Sumbar Emil Salim.
Selain itu juga ada nama M Rahmad di nomor urut 4 yang pernah menjadi calon Bupati Limapuluh Kota yang diusung Gerindra. Sebelumnya dia juga kader Demokrat dan sempat menjadi tim penulis naskah pidato Presiden SBY. Sementara nama lain ada nomor urut 2 Desrizal, 3 Dhifla Wiyani dan 6 Septri Lisayani. Anggap saja peluang nama-nama ini sangat berat untuk bersaing.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2019 juga mendapatkan suara yang melimpah, mencapai 199.737. Tapi tetap belum bisa mendapatkan dua kursi, karena ada Gerindra yang juga ‘nyaris’ mendaÂpatÂkan dua kursi. Nama Nevi Zuairina kali ini ditempatkan di nomor urut 1 dan berstatus inÂcumbent. 2019, Nevi yang suaminya Irwan Prayitno masih menjadi Gubernur SumÂbar mendapatkan 52.141 suara. Jauh ungÂgul dari incumbent saat itu, Refrizal dengan 27.331 suara.
















