PASARRAYA, METRO–Hingga kini harga beras belum ada tanda-tanda penurunan. Padahal beras adalah kebutuhan vital masyarakat.
Pantauan POSMETRO, Jumat (14/10), beras kualitas sedang masih bertengger pada angka Rp15.000 per kilogram. Begitu juga dengan beras Solok, Sokan, IR 42 dan beras Bukitinggi masih dijual di angka Rp 14 ribu sampai Rp16 ribu per kilogram.
Menurut pedagang beras di kawasan Ulak KaÂrang, sudah satu bulan lebih harga beras terus mengalami kenaikan. Hal itu disebabkan karena petani belum panen serentak dan juga kerena musim penghujan.
“Untuk beras Sokan, beras Solok yang ukuran karung 10 kilogram dijual Rp150.000. Biasanya hanya dijual Rp130 ribu. Begitu pula dengan IR42 dan beras Bukittinggi,” sebut DoÂdi, pedagang beras, kemarin.
Namun, menurut dia, kenaikan beras tidak ada hubungannya dengan keÂnaikan BBM. Biasanya jika para petani sudah panen serentak, maka harga beras akan kembali normal.
Sementara itu, berbeda dengan beras, harga cabai merah justru mengalami penurunan. Hingga kemarin cabai medan dijual dengan harga Rp38 ribu per kilogram. Sementara cabai lokal asal Sumbar dijual dengan harga Rp40 ribu/kilogram serta cabai Jawa Rp48 ribu/kilogram.
Namun kenaikan terjadi pada bawang merah yang dijual dengan harga Rp38 ribu/kilogram. Namun masyarakat tidak perlu terlalu resah dengan harga ini. Karena ada pilihan yang lebih murah yakni bawang packing dengan harga Rp 12 ribu/kilogram.
“Bawang lokal memang agak mahal sampai Rp38 ribu. Tapi bawang pekinh bisa didapatkan sebagai penggantinya dengan muÂdah,” kata Nasrul (55) salah seorang pedagang.
Menanggapi harga beras yang tidak mengalami penurunan, Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat mengatakan, kenaikan harga padi atau beras disebabkan karena harga pupuk yang naik. Selain itu komponen lainnya juga mengalami karena harga BBM naik. “Makanya berpengaruh pada harga padi. Semuanya kan naik,” kata Syahrial Kamat.
Di sisi lain, permintaan beras yang tinggi juga menjadi penyebab kenaikan harga gabah atau padi. (tin)
