SOLOK, METRO–Universitas Andalas (Unand) Padang melakukan wisuda terhadap lima pelaku Usaha Kecil Menegah (UKM) Kota Solok. Mereka dinyatakan telah menyelesaikan dan lulus mengikuti program inkubasi terpadu berbasis kurikulum dalam rangka meningkatkan kapasitas pelaku usaha.
Seperti diungkapkan Kepala Pusat Science Techno Park Unand, Dr Eka Candra Lina dari tahun 2020 ada lima UKM yang mengikuti program inkubasi terpadu dan para pelaku usahanya dinilai telah lulus mengikuti program dan diwisuda hari ini.
Program inkubasi terpadu itu sendiri merupakan kerja sama antara Unand dengan Pemko Solok. Langkah ini sebagai bagian dari pengabdian masyarakat agar pelaku UKM bisa berkembang.
Sinergi antara akademisi, pelaku usaha dan pemerintah daerah dinilai penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan produk UKM yang digeluti masyarakat. Dan melalui program ini dimungkinkan para pelaku usaha akan lebih siap melempar produksinya kepasar dan siap bersaing.
Pada program inkubasi terpadu tersebut lanjutnya di tahun pertama pelaku UKM tersebut dibekali pengetahuan pengembangan usaha hingga inovasi produk. Kemudian tahun kedua dibantu pengurusan sertifikasi, aspek legal hingga pengemasan produk dan branding. Lalu pada tahun tiga pelaku UKM dibekali soal pengembangan pasar dan memfasilitasi akses permodalan.
Lima UKM yang diwisuda yakni UKM yang memproduksi rendang, kopi, minyak atsiri, makanan ringan dan batik.
Pada kesempatan itu Wali Kota Solok, Zul Elfian juga memberikan kuliah umum sekaligus wisuda terhadap tenant periode pertama Dinas Perdagangan dan UKM Kota Solok dan pameran produk unggulan Kota Solok, di Convention Hall Universitas Andalas, Senin (10/10).
Dalam kuliah umumnya, Zul Elfian memberikan materi tentang Inovasi Unggulan Daerah Kota Solok. Meski Kota Solok merupakan kota kecil yang hanya memiliki 2 kecamatan dan 13 kelurahan, dengan luas 57,64 km2 (5.764 ha) atau 0.14 persen dari luas Provinsi Sumatera Barat.
Jumlah penduduk Kota Solok mencapai 76.959 jiwa, dimana penduduk usia produktif yang bekerja pada sektor perdagangan sebanyak 41 persen, sektor jasa sebanyak 30 persen dan sektor pertanian sebanyak 6 persen.
Dengan mengemban visi Kota Solok Terwujudnya Kota Solok yang diberkahi, Maju dan Sejahtera melalui Pengembangan Sektor Perdagangan dan Jasa yang Modern, Kota Solok akan berkembang sesuai dengan potensi yang terus di kembangkan.
Dijelaskan Zul Elfian, Kota Solok merupakan Kota Beras Serambi Madinah yang BERJUARA (Berkah maju dan sejahtera). Kota yang diberkahi adalah kota yang masyarakatnya mengimplementasikan pengamalan syariat agama sebagai wujud perintah Tuhan bahwa tujuan akhir dari kehidupan beragama harus mampu menjadi rahmat bagi alam semesta.
“Maju adalah kondisi infrastruktur kota dan fasilitas publik yang lebih baik dalam menunjang percepatan pertumbuhan perdagangan dan jasa. Sejahtera adalah Peningkatan standar hidup masyarakat yang makmur ditandai dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat,” kata Zul Elfian.
Pemko Solok juga terus berupaya menekan angka kemiskinan. Adapun program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh Kota Solok diantaranya GEBUK SAKUKU (Gerakan Seribu Koin untuk Saudaraku yang Kurang Mampu).
Gerakan ini merupakan ajakan untuk menyisihkan koin minimal sebesar seribu rupiah setiap harinya, namun tidak menutup kemungkinan pada waktu tertentu nominal yang disisihkan tidak harus berupa uang koin dan tidak harus juga sebesar seribu rupiah.
Tidak itu saja. Di setiap kelurahan lanjutnya juga telah terbentuk KP3K (Komite Pelaksana Percepatan Penanggulangan Kemiskinan). Rata-rata setiap bulan terkumpul per kelurahan sebesar Rp. 5.000.000,- yang bisa digunakan sebagai dana taktis KP3K.
Lebih jaih Zul Elfian mencoba memaparkan alur pelaksanaan program Gebuk Sakuku. Dalam hal ini KP3K mendistribusikan celengan kepada donatur.
Setiap bulan KP3K mengumpulkan isi celengan tersebut dan hasil celengan diserahkan kepada penerima manfaat berupa dana tunai, modal kerja maupun bentuk lainnya.
Tidak hanya itu, beberapa program lain pendukung Gebuk Sakuku diantaranya PERAS SAKUKU (Pengumpulan Beras untuk Saudaraku yang Kurang Mampu), bertujuan untuk membantu masyarakat yang kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan pangan. LEMKADIRI (Lembaga Keuangan di Rumah Ibadah), bertujuan untuk membantu permodalan bagi jamaah masjid yang membutuhkan.
Selanjutnya, PEKAT TERBUNTING (Pembiayaan bagi Masyarakat Terjerat Bunga Tinggi), bertujuan untuk membantu masyarakat yang terjerat rentenir maupun hutang dengan bunga tinggi, SATGAS ANTI RENTENIR, SEDEKAH SUBUH serta BAZNAS. ***
















