KHATIB, METRO–Komisi V DPRD Sumbar menyatakan, akan membahas secara internal dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar terkait aspirasi orang tua siswa di Kampus II SMAN 1 Padang yang ingin anak-anaknya pindah belajar di Kampus I SMAN 1.
“Dalam waktu dekat kita minta agenda dengan Badan Musyawarah (Bamus) rapat kerja Komisi V DPRD Sumbar dengan Dinas Pendidikan Sumbar untuk membahas tuntutan orang tua siswa ini,” ungkap Ketua Komisi V DPRD Sumbar, Daswanto saat audiensi dengan ratusan orang tua dan siswa Kampus II SMAN 1 Padang, Selasa (27/9) di DPRD Sumbar.
Ratusan siswa SMAN 1 Padang datang bersama orang tuanya ke gedung wakil rakyat tersebut, merupakan orang tua dan siswa kelas 1 yang ditempatkan belajar di Kampus II SMAN 1 Padang di Gedung SMA Bunda Jalan Bunda, Ulak Karang Kecamatan Padang Utara.
Mereka datang menuntut persamaan hak agar dapat belajar bersama siswa SMAN 1 Padang lainnya di Kampus I di Jalan Belanti Raya, Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara.
Keinginan untuk pindah muncul, karena kondisi lokal dan fasilitas tidak memadai di Kampus II SMAN 1 Padang tersebut. Lokalnya sangat sempit untuk menampung 36 siswa.
Dalam tuntutannya, jika keinginan untuk pindah tersebut tidak dipenuhi oleh Dinas Pendidikan Sumbar, orang tua siswa menyepakati meliburkan anak-anaknya sekolah.
Daswanto meminta kepada orang tua siswa SMAN 1 Padang, agar bersabar. Karena DPRD Sumbar juga ikut mendukung aspirasi orang tua siswa yang ingin anaknya pindah ke Kampus I SMAN 1 Padang. Karena itu, Komisi V DPRD Sumbar akan menggelar rapat secara internal dengan Dinas Pendidikan Sumbar
Melalui rapat internal dengan Dinas Pendidikan Sumbar nanti, akan dibahas prosedur dan proses yang ada dalam proses kepindahan siswa. Termasuk juga perlu meluruskan informasi orang tua siswa Kampus II SMAN 1 yang sudah gotong royong dan pengadaan mobiler dengan membeli 72 meja dan bangku untuk belajar di Kampus I SMAN 1.
“Demi keinginan besar untuk memindahkan anaknya belajar di kampus I, orang tua sudah gotong royong membenahi lokal yang ada di kampus I dan juga sudah keluarkan uang sebesar Rp40 juta untuk pengadaan mobiler. Ini perlu dipertanyakan kepada Dinas Pendidikan Sumbar,” tegasnya.
Selain rapat dengan Dinas Pendidikan Sumbar, DPRD Sumbar menurutnya, secara anggaran tidak tertutup kemungkinan ada rencana penambahan lokal baru di Kampus I SMAN 1 Padang untuk memenuhi lokal bagi belahjar siswa Kampus II SMAN 1 Padang.
“Namun, untuk pembangunan penambahan lokal ini tinggal lagi masalah waktu. Kalau tidak terburu di APBD Perubahan 2022 maka diakomodir di APBD Murni 2023,” ucapnya.
Anggota Komisi V DPRD Sumbar, Nofrizon juga menyetujui agar melaksanakan rapat dengan Dinas Pendidikan Sumbar untuk menemukan solusi dari keinginan orang tua siswa ini. Termasuk juga perlu ada pendalaman MoU antara Pemprov Sumbar dengan pihak Yayasan SMA Bunda yang menjadikan gedung SMA Bunda tersebut sebagai tempat Kampus II SMAN 1 Padang.
Anggota Komisi V DPRD Sumbar Hidayat juga menyatakan, butuh rapat internal DPRD Sumbar dengan Dinas Pendidikan Sumbar untuk membahas aspirasi dari orang tua siswa ini.
“Rapat Komisi V ini sebaiknya internal. Tidak baik di depan anak anak berdebat. Yang jelas aspirasi sudah sampai. Kita rapat kerja khusus bahas ini,” tegasnya.
Hidayat juga mengatakan, untuk merehab atau membangun ruangan baru di Kampus I SMAN 1 Padang, perlu dilihat kondisi gedung sekolah saat ini. “Kami juga belum melihat secara fisik kondisi SMAN 1 Padang saat ini. Apa memungkinkan direhab ruang baru.
Mumpung sekarang kita melalui Badan Anggaran (Banggar) membahas APBD Perubahan 2022. Dengan melihat langsung dapat diketahui apa lahan mencukupi atau tidak atau perlu ditambah tingkat gedungnya,” terang Hidayat.
Kaji Ulang Kerjasama dengan Yayasan Bunda
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Barlius mengatakan, pihaknya perlu melaksanakan pertemuan dengan Yayasan SMA Bunda untuk mengkaji kembali kerjasama dengan yayasan tersebut terkait pinjam pakai gedung SMA Bunda untuk belajar siswa Kampus II SMAN 1 Padang. “Kita perlu kaji MoUnya dengan pihak Yayasan SMA Bunda ini,” terangnya.
Termasuk juga rencana labor komputer di Kampus I SMAN 1 Padang yang direncanakan orang tua siswa untuk dijadikan penambahan lokal belajar siswa nantinya. Menurutnya, labor komputer tersebut tidak mungkin ditiadakan dan wajib ada untuk memenuhi standar SMAN 1 Padang. “Labor komputer itu wajib ada di sekolah. Tidak mungkin sekolah tidak ada labornya,” tegasnya.
Orang Tua Siswa Kampus II SMAN Padang, Rori Paslah mengatakan, saat audiensi dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan 2 September 2022 lalu, untuk memindahkan siswa ke kampus I, orang tua diminta membenahi tiga lokal termasuk labor komputer di Kampus I SMAN 1 Padang tanggal 14 September 2022.
Dalam pembenahannya, orang tua siswa telah membeli 72 meja dan kursi untuk belajar. Bahkan, orang tua juga telah memasang kanopi untuk menutup jembatan gedung agar siswa tidak kehujanan.
Rori menilai sebelum pembenahan dilakukan, ada jeda waktu 12 hari sejak audiensi tersebut. Pada 8 September pihak Dinas Pendidikan Sumbar bahkan sudah meninjau lokal di Kampus I SMAN 1 Padang yang dipakai untuk belajar siswa kampus II yang dipindahkan.
“Dalam jeda waktu 2 September sampai 14 September ada waktu 12 hari, yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk membahas rencana kepindahan siswa kampus II ini. Tapi kenapa tidak dilakukan? kenapa baru sekarang dibahas,” keluhnya.
Rori juga mengkritisi kualitas guru di Kampus II SMAN 1 Padang dalam memberikan materi pelajaran yang diberikan. Pasalnya, saat ujian mid semester, siswa kesulitan menjawab soal ujian yang diberikan.
Karena soal ujian yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan guru di kampus II selama ini. Kondisi ini membuat siswa banyak kecewa.
Orang tua siswa lainnya, Joko Sunadi mengatakan, demi kepindahan anaknya ke Kampus I, dirinya bersama orang tua lainnya telah membenahi lokal di Kampus I SMAN 1 Padang sesuai permintaan Dinas Pendidikan Sumbar. “Tapi setelah ruang dibuka tapi yang terjadi tidak ada kejelasan,” keluhnya.
Sementara, Ismael yang juga orang tua siswa mengatakan penggunaan laboratorium dirubah di Kampus I SMAN 1 Padang karena sudah ada izin dari pihak sekolah. Ismael juga memberikan solusi, jika memang tidak bisa merubah labor, maka solusinya dengan mengganti fungsinya secara bergantian saat jam belajar siswa dengan jam labor. (fan/hsb)
