SOLSEL, METRO – Dinas Pertanian Kabupaten Solok Selatan (Solsel) menyebutkan bahwa bantuan bibit bawang lokal lebih diminati dibanding bibit bawang Brebes. Hal ini sebab pertumbuhan dan hasilnya lebih bagus.
Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian Solsel, Risa Herfina mengatakan, bantuan bibit bawang pada 2017 untuk petani diberikan jenis bibit bawang Brebes. Sedangkan pada 2018 diganti dengan bibit lokal dari Alahan Panjang, Kabupaten Solok.
Dari pengakuan para petani, lanjutnya, bibit bawang lokal hasilnya jauh lebih bagus, dibanding bibit bantuan 2017. “Ketika bantuan bibit diganti dari Brebes menjadi varietas lokal, petani lebih bergairah membudidayakannya. Dimana pertumbuhan dan hasilnya lebih bagus dan berimbas pada hasil produksi,” ujarnya.
Dijelaskan Risa, iklim dan cara pembudidayaan antara bibit Brebes dan lokal berbeda sehingga mempengaruhi hasil. Oleh karena itu, petani lebih suka menanami bibit lokal, sebab lebih menguasai bagaimana cara perawatannya hingga panen. “Hal itu yang menyebabkan petani lebih memilih bibit lokal, karena menguasai cara perawatan hingga memasuki masa panen,” ungkapnya.
Risa mengungkapkan, dari 120 kilogram bibit bantuan yang dibudidayakan petani, hasil panennya sebanyak satu ton. “Hasil ini memang belum maksimal dan kami berharap petani lebih fokus lagi sebab perawatan bawang merah butuh ketekunan,” sebutnya.
Pada 2018, Kementerian Pertanian Republik Indonesia membantu petani Solsel dalam pengembangan bawang merah seluas 25 hektare dengan nilai Rp975 juta. Pengembangan lahan bawang merah itu di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD). Kalau KPGD jenis tanah serta suhunya cenderung sama dengan Kabupaten Solok sebab berbatasan langsung sehingga lebih cocok pengembangan bawang merah.
Ia menjelaskan, produksi bawang merah hingga triwulan III 2018 sebanyak 336,8 ton. Untuk produksi bawang merah triwulan IV saat masih mengumpulkan rekap dari setiap kecamatan.
Pada 2018 kata Risa, Solsel juga mengembangkan bawang putih untuk pertama kalinya seluas 20 hektare di dua kecamatan yaitu Pauh Duo dan Sangir. Sebab kedua kecamatan ini dinilai memiliki ketinggian lebih dari 500 hingga 800 meter diatas permukaan laut. “Baru tahun ini kami mencoba menanam bawang putih, dimana ada dua kecamatan karena di kecamatan itu memiliki ketinggian lebih 500 mdpl,” pungkasnya. (afr)


















