IMAM BONJOL, METRO – Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Barat menggelar upacara dalam rangka Hari Amal Bakti (HAB) ke-73 di RTH Imam Bonjol Padang, Kamis (3/1). Upacara diikuti oleh pegawai di jajaran Kemenag Sumbar, Balai Diklat Keagamaan Padang, Kantor Kemenag Kota Padang, Madrasah se-Kota Padang, Kantor Urusan Agama se-Kota Padang dan lainnya.
Dalam amanatnya Menteri Agama yang dibacakan oleh Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, menekankan pentingnya mengaplikasikan lima budaya kerja Kementerian Agama bagi pegawai di lingkungan Kementerian Agama. Lima budaya dimaksud integritas, profesionalitas, inovatif, tanggung jawab dan keteladanan.
Dengan lima budaya Kementerian Agama diharapkan ke depannya, Kementerian Agama menjadi pioner dan terdepan sebagai kementerian/lembaga yang bersih dari asumsi negatif masyarakat. Menteri Agama juga mengajak seluruh jajaran Kemenag agar senantiasa meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat dengan mengedepankan 5 (lima) nilai budaya kerja yang dimiliki. Nilai budaya kerja tidak hanya sekedar slogan, tapi harus benar-benar diimplementasikan sehingga membawa dampak bagi perubahan mental birokrasi dan mewarnai wajah organisasi Kemenag secara keseluruhan.
“Sebagai keluarga besar Kementerian Agama yang memiliki motto “Ikhlas Beramal” seyogyanya memainkan peran terdepan sebagai pelopor tegaknya kejujuran, ketulusan niat dan keikhlasan bekerja dalam aktivitas keseharian. Birokrasi Kementerian Agama harus siap menjalankan revolusi mental yang telah dicanangkan oleh kepala negara. Untuk itu perilaku dan budaya kerja yang tidak dikehendaki dan disukai masyarakat harus ditinggalkan,” ujar Irwan.
Dalam melayani masyarakat, sebut Irwan, jangan sekali-kali mempersulit hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan dengan mudah dan sederhana. Birokrasi yang baik dan ideal di era reformasi dan revolusi mental harus meninggalkan kultur bapakisme. Yaitu segala hal bergantung pada atasan tanpa memberi ruang bagi berkembangnya gagasan, inisiatif dan prakarsa inovatif dari bawahan.
Dalam kaitan ini yang perlu dibangun ialah loyalitas dan komitmen terhadap pembangunan akhlak dan moral yang berintikan kejujuran. Dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Kementerian Agama, Menteri Agama mengharapkan kepada seluruh jajaran bertutur kata, berprilaku dan bersikap yang baik dan melenyapkan ego sektoral, primordialisme kedaerahan, arogansi jabatan, sikap resisten terhadap kritik, serta menjauhi perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dalam bidang pelayanan kehidupan beragama, seperti pelayanan pencatatan nikah, penyelenggaraan badah haji, dan begitupun fungsi bimbingan keagamaan lainnya, Menteri Agama mengapresiasi pengabdian seluruh jajaran Kementerian Agama yang tetap tabah dan sabar di tengah sorotan publik yang belum menggembirakan.
Kepada para penghulu KUA di seluruh Tanah Air, para penyuluh agama, para dosen Perguruan Tinggi Agama, para guru agama di sekolah dan para guru madrasah serta guru TPQ/TPA dan guru PAUD lainnya, yang tidak kenal lelah mendidik generasi bangsa, Menteri juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.
“Selain itu, peran Kementerian Agama dalam mendorong dan memfasilitasi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan melalui penyempurnaan regulasi dan transformasi kelembagaan pengelola zakat, wakaf dan pengelolaan keuangan haji merupakan langkah besar yang memperkaya sejarah Kementerian Agama, demikian di antara poin-poin sambutan Menteri Agama,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Sumbar, Hendri mengharapkan kebersamaan umat semakin bagus dan lebih baik lagi ke depan. Agar masalah yang terjadi dapat kita carikan solusi secara bersama-sama.
“Ke depan kita akan melaunching program satu guru satu buku, ini demi mewujudkan misi Kementerian Agama yakni mencerdaskan umat,” sebut Kepala Kementerian Agama Sumbar. (ade)















