SAWAHAN, METRO–Ketua Komisi IV DPRD Padang, Mastilizal Aye mengatakan tingginya kasus gizi buruk di Padang ini karena pola hidup warga yang tak sehat dan tidak teratur.
“Kita meminta masyarakat ubah pola hidup dan bagi ibu hamil jangan duduk dekat orang merokok,” ujarnya, Jumat (9/9).
Menurutnya, gizi buruk bisa juga bawaan dari lahir atau ciptaan Allah SWT. Namun kebanyakan akibat tidak teratur pola hidup.
Ia meminta kepada Dinkes, untuk memberikan edukasi ke warga tentang pola hidup teratur dan tangani pasien. “Dinkes harus turun ke lapangan dan libatkan semua pihak,” ucap politisi Gerindra ini.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Padang, Zulhardi Z Latief meminta kepada Pemko Padang carikan solusinya dan cari penyebabnya. “Kasus ini naik bisa juga karena faktor ekonomi. Maka pemko mesti bantu hal ini. Agar kasus dapat diminimalisir dan taraf hidup berubah,” ucap kader Golkar ini.
Ia mengimbau kepada warga Padang untuk peduli dengan kesehatan dan jangan anggap remeh saja. Supaya penyakit tidak menyerang dan kesehatan terjamin.
Untuk diketahui, Pemerintah Kota Padang membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Padang dipimpin langsung Sekda Padang Andree Algamar. Wali Kota Padang Hendri Septa, beberapa waktu lalu menyampaikan angka prevalensi stunting menurun 4,3 persen. Sebelumnya, angka stunting 27,6 persen di 2019 menjadi 23,3 persen pada 2021.
Sementara di Kota Padang, hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 angka prevalensi stunting mencapai 18,9 persen.
“Walaupun capaian kita sudah baik dibandingkan nasional, namun target Presiden Jokowi adalah 14 persen. Oleh karena itu Pemkot Padang membentuk TPPS Tingkat Kota Padang, yang bertugas untuk melakukan koordinasi, sinergi serta evaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan angka stunting di Kota Padang,” ulas wako.
Ia mengatakan percepatan penurunan angka stunting tidak hanya tugas pemerintah saja. Namun, harus melibatkan lintas sektor di setiap tingkatan wilayah mulai dari pemerintah pusat sampai tingkat kelurahan. (ade)
