SAWAH LIEK, METRO–Hingga kini penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi masih marak. Hal ini mrnjadi alasan bagi toke jawi (pedagang pengumpul-red) untuk mengurangi stok sapi di kandang mereka.
Seperti pengakuan Irfan (40), salah seorang toke jawi di kawasan Sawah Liek. Irfan sengaja membatasi stok sapi kurban di kandangnya karena masih takut dengan penyebaran PMK. Dikatakannya, saat ini sebanyak 120 ekor sapi qurban sudah laku terjual. Namun yang ada dikandang Sawah Liek sebanyak 100 ekor. Sementara 20 ekor lagi yang baru saja didatangkan dari NTT berada di kandang yang berbeda karena masih menjalani masa karantina.
“Jadi, sapi-sapi itu dikanrantina dulu di kandang lain. Belum bisa digabung. Gunanya untuk memastikan bahwa sapi itu bebas PMK,” ungkap Irfan.
Akibat penularan ini, Irfan saat ini membatasi penjualannya sebanyak 120 ekor saja. Biasanya, kata Irfan penjualan sapi kurban dilakukan sampai satu hari menjelang hari H dengan jumlah sapi sebanyak 150 ekor lebih.
“Sekarang saya tidak menambah stok lagi. Saya sudahi di angka 120 ekor itu,” tandas Irfan.
Adapun sapi-sapi yang laku terjual adalah sapi dengan berat daging sekitar 80 sampai 90 kg dengan harga Rp17 juta. Namun ada juga pembeli yang membeli sapi ukuran kecil dengan harga Rp15 juta.
“Rata-rata sapi yang terjual itu berat dagingnya diangka 80 kg sampai 90 kg,” kata Irfan lagi. (tin)
