LIMAPULUH KOTA, METRO–Tragis. Seorang remaja laki-laki ditemukan dalam kondisi tak bernyawa tergantung di pohon jengkol belakang rumahnya di Jorong Guguak, Nagari Sungai Baringin, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Senin (28/7) sekitar pukul 17.30 WIB.
Sontak saja, penemuan mayat remaja itu membuat geger mayarakat setempat, yang langsung berdatangan ke lokasi untuk menyaksikannya. Bahkan, kabar remaja gantung diri itupun dengan cepat menyebar di media sosial hingga menghebohkan para netizen.
Pascapenemuan itu, Polisi pun tiba ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan penyebab kematian korban yang diketahui berinisial AR (17) ini. Setelah itu, tali yang melilit leher korban dilepas dan jasad korban selanjutnya dievakuasi ke rumah duka.
Kapolres Payakumbuh, AKBP Alex Prawira membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurutnya, dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, korban pertama kali ditemukan dalam kondisi tewas tergantung oleh orang tuanya yang hendak ke belakang rumah.
“Korban AR ditemukan tergantung dengan kondisi leher terlilit tali yang diikatkan ke dahan pohon jengkol. Lokasi korban gantung diri berada persis di belakang rumahnya,” ungkap AKBP Alex.
Setelah menemukan anaknya tewas tergantung, dikatakan AKBP Alex, orang tua korban pun langsung berteriak histeris, sehingga mengundang kerumuman warga di lokasi. Informasi itupun kemudian menyebar di media sosial hingga pihaknya menurunkan tim ke lokasi.
“Tim Identifikasi Satreskrim Polres Payakumbuh bersama Polsek sudah ke lokasi. Dari hasil pemeriksaan, memang tidak ada ditemukan tanda-tanda luka aniaya pada tubuh korban. Selain itu, pihak keluarga juga menerima kematian korban karena bunuh diri dan menolak untuk dilakukan autopsi,” ujar AKBP Alex.
Wali Nagari Sungai Baringan, Lukman Hakim Dt Naro Babudi, saat dikonfirmasi membenarkan adanya salah seorang warganya yang ditemukan meninggal dunia tergantung di pohon jengkol.
“Memang ada seorang remaja warga Jorong Guguak yang ditemukan gantung diri dibelakang rumahnya. Kami juga sudah melaporkan kejadian itu kepada Polisi,” ungkap Lukaman Hakim.
Dijelaskan Lukaman Hakim, keseharian AR selalu dirumah dan jarang keluar. Namun, ia tak berani berspekulasi terkait penyebab AR nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
“Hari-harinya selalu di rumah dan memang kurang bersosialisasi dengan warga lainnya. Setahu saya, dia tidak sekolah. Namun kita tidak tau pasti apa penyebabnya. Hasil identifikasi dari pihak kepolisian dia murni gantung diri,” ucapnya. (uus)
