KURANJI, METRO – Tokoh muda nasional asal Kota Padang, Andre Rosiade melepas ratusan peserta jalan sehat peringatan hari jadi SMP PGRI 1 Kota Padang, di Jalan M Yunus, Anduring, Kuranji, Minggu (9/12) pagi. Para peserta begitu antusias, dan menyempatkan diri berdialog dan berfoto dengan Andre.
Andre diminta mengangkat bendera start, jalan sehat yang mengambil rute Anduring, Jalan M Hatta, Bypass, Taratak Paneh dan kembali ke start via Simpang Kalawi tersebut. Puluhan hadiah menarik juga ditawarkan kepada para peserta yang terdiri dari siswa, guru dan warga sekitar tersebut.
Kepala SMP PGRI 1, Yusman SPd menyebutkan, jalan sehat itu adalah upaya untuk memeriahkan hari jadi ke-40 SMP PGRI 1 Padang. Tujuannya untuk mendekatkan diri antara guru dengan masyarakat yang ada di lingkungan SMP dan masyarat Kota Padang.
Alumni SMP PGRI 1 yang juga panitia Surya mengucapkan terima kasih kepada Andre Rosiade yang melepas kegiatan jalan santai ini. Karena, di waktunya yang sangat padat di Jakarta, Andre masih hadir di tengah-tengah peserta jalan santai dan mengangkat bendera start.
“Mari kita doakan ke depan, SMP PGRI 1 Padang ini di tahun yang akan datang lebih maju lagi dan diminati di Kota Padang. Karena, sekolah ini sudah berumur sangat tua 40 persen dan sudah banyak melahirkan orang-orang sukses,” kata Surya kepada koran ini.
Seorang guru yang juga panitia Aswardeni menyebutkan, beragam hadiah diberikan untuk acara ini. Namun, yang menjadi hadiah utama adalah tiga sepeda untuk peserta, baik dari sekolah atau masyarakat. Mereka yang mendapatkan sepeda adalah, Silvia Airin, siswa kelas VII, Qoirisa Salsabila, siswa kelas VIII dan Febrina, masyarakat sekitar.
“Menariknya, yang mendapatkan sepeda itu salah satunya Silvia, tinggal di dekat Pasar Raya Padang, yang merupakan keluarga kurang mampu. Waktu menerima hadia matanya berkaca-kaca. Sedangkan Qoirisa orang tuanya sudah meninggal. Jadi, hadiah yang disediakan ini begitu bermanfaat bagi mereka,” katanya.
Andre Rosiade mengaku haru dengan diundang melepas jalan sehat di kawasan Kuranji tersebut. Dia juga sempat bertemu dengan kepala sekolah dan guru-guru. Di sana, setidaknya ada sekitar 400-an siswa yang belajar. Sementara guru yang mengajar berjumlah 41 orang dan hanya dua orang yang PNS.
“Ada 39 guru honorer di sini dengan gaji rata-rata di bawah Rp1 juta. Tentunya ini menjadi perhatian kita semua. Mereka yang rela menerima gaji segitu, pastilah orang yang benar-benar mencintai pekerjaan sebagai pendidik. Kalau tidak, tentu sudah pergi,” kata Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Andre berjanji akan terus memperjuangkan nasib para guru honorer, agar bisa mengajar dengan kehidupan yang lebih baik. “Insya Allah, kami akan terus fokus mengadvokasi kepentingan guru-guru, terutama guru honorer. Mereka harus mendapatkan honor yang minimal setara UMR,” katanya. (ade)