BUKITTINGGI, METRO–Sebanyak 5.673 pelajar se Kota Bukittinggi mengikuti pelaksanaan program Pesantren Ramadhan selama tiga hari ke depan. Pesantren Ramadhan 1433 H, dibuka secara resmi Wali Kota Bukittinggi di Masjid Al Barkah, Selasa (5/4).
Kepala Disdikbud Bukittinggi Melfi Abra menjelaskan, kegiatan Pesantren Ramadhan ini terselenggara berkat kerjasama Disdikbud, Kemenag, MUI dan LKAAM Bukittinggi. Tahun ini Pesantren Ramadhan diikuti sebanyak 5.673 pelajar se Bukittinggi di 24 masjid dan mushalla.
“Kegiatan kita ini berlangsung selama tiga hari 5 hingga 7 Arpil 2022. Penyelenggaraan Pesantren Ramadhan ini, merupakan implementasi pendidikan karakter berbasis aqidah, Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK),” jelas Melfi Abra.
Pesantren Ramadhan 1433 H ini, diikuti 5.673 pelajar dari 15 SMP Negeri dan Swasta serta 6 Madrasah kelas 7 dan kelas 8. Pelajar akan diberi ilmu oleh narasumber dari MUI dan LKAAM. Ketua MUI Bukittinggi, Aidil Alfin, menyampaikan, Pesantren Ramadhan tahun ini, merupakan pelaksanaan ke 10 kalinya sejak tahun 2012 lalu. Dimana sempat beberapa tahun vakum karena pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah dapat dilaksanakan kembali tahun ini. Temanya pembentukan karakter berbasis Aqidah dan Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah. Substansinya tiga pokok pembahasan. Aqidah dan praktek ibadah, ABS-SBK, etika dalam kehidupan Minangkabau, Sumbang Duobaleh dan Tantangan Generasi Milineal. Target akhir, pelajar yang ikut Pesantren Ramadhan ini, dapat menjadi pelopor untuk meramaikan masjid dengan kegiatan remaja masjid,” ungkap Melfi Abra
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar menyampaikan, Pesantren Ramadhan ini menjadi salah satu upaya pemerintah, untuk menyemarakkan bulan Ramadhan 1443 H dengan kegiatan keagamaan. Selain itu, bagaimana memberikan dasar pada generasi muda untuk meningkatkan iman dan taqwa para pelajar.
“Kaum milenial saat ini, pada masa muda, banyak terpengaruh dengan media sosial. Ini tantangan hidup bagi generasi milenial. Berteknologi tidak boleh dihindari, tapi harus diatur bagaimana mempergunakan teknologi. Efek negatif perkembangan teknologi, membuat mental kurang baik, komunikasi tidak baik. Ini bisa diantisipasi salah satunya dengan Pesantren Ramadhan, diberikan ilmu keagamaan dari dini,” ungkap Erman.
Wako menambahkan, untuk tahun ajaran baru nanti, pelajar SMP Negeri di Bukittinggi akan lebih lama di sekolah. Karena akan mendapatkan tambahan lima muatan lokal. Di mana akan ada pelajaran Aqidah Akhlaq, Fiqih, Bahasa Arab, Sejarah Islam dan Budaya Adat Minangkabau. (pry)
