AIA PACAH, METRO–Harga berbagai bahan pokok kompak bergejolak jelang Ramadhan, mirip dengan tahun-tahun sebelumnya. Bersisa tiga pekan lagi memasuki bulan suci puasa, kenaikan harga terutama terjadi di komoditas cabai merah, bawang dan daging sapi. Belum lagi minyak goreng yang masih langka.
Meski harga sembako kompak naik jelang Ramadhan ini, Pemko Padang melalui Dinas Perikanan dan Pangan menjamin stok pangan selama Ramadhan nanti. Kepala Bidang (Kabid) Ketersedian dan Distribusi Dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang, Hasnah mengatakan sembako selama ramadhan bagi masyarakat bisa terpenuhi dan stok tersedia. Hanya saja pada minyak goreng tersendat mendapatkannya. Namun pasokan ada.
“Penyebab sulit memperoleh karena harganya naik dan itu terjadi tidak di Padang saja. Namun secara Nasional. Masyarakat yang akan memilikinya harus antri dan dibatasi pembelajaran,” papar Hasnah, Jumat (11/3).
Ia mengatakan, untuk beras, gula telur, cabai merah, bawang merah dan daging pasokannya ada. Meski beberapa jenis kebutuhan mengalami kenaikan. Seperti daging yang biasanya Rp120 ribu per kilogram sekarang naik menjadi Rp130 ribu sampai Rp140 ribu.
“Cabai merah juga naik. Kita akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan (Disdag). Penyebab naiknya karena pasokan terbatas dari berbagai daerah seperti Medan, Curup, dan lainnya,” ulas Hasnah.
Selain itu, terdapat kecenderungan naiknya harga sembako yang disebabkan karena naiknya permintaan atau demand bahan pokok pangan. Sementara, Kadis Pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat mengatakan untuk kebutuhan daging dan beras pada bulan Ramadhan tersedia dan suplai ke masyarakat tidak ada kendala.
“Produksi padi 40 ton. Kebutuhan Padang 100 ribu ton. Alhamdulillah 30 persen terpenuhi,” paparnya.
Sementara itu, populasi daging sapi di Padang 21.000 ekor. “Jumlah itu insha Allah cukup. Harga stabil,” lanjut Syahrial Kamat.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Padang, Zulhardi Z Latief meminta kepada dinas terkait awasi di lapangan persoalan ini dan gelar operasi pasar.
Jika diperhatikan kenaikan harga ini merupakan fenomena yang berulang setiap tahun. Karena rutin terjadi tiap tahun, seharusnya itu dapat diantisipasi oleh pemerinta, baik terkait ketersediaan maupun distribusinya.
“Salah satu sebab kenaikan harga adalah meningkatnya permintaan konsumen, kenaikan biaya distribusi, dan psikologi pasar menjelang Ramadhan. Indikasinya, sebulan menjelang bulan suci ini harga kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional sudah mengalami kenaikan,” ulasnya.
Di sisi lain, untuk mengatasi fenomena kenaikan harga bahan pokok tersebut, sektor produksi barang kebutuhan masyarakat perlu diperkuat. Perlu peningkatan jumlah produksi barang-barang kebutuhan masyarakat pada saat terjadinya peningkatan konsumsi.
Solusi lainnya, menurut Zulhardi, Pemko harus menggelar operasi pasar dan inisiasi program pasar murah di beberapa lokasi. Operasi pasar sedikit banyak telah berperan untuk mengendalikan faktor psikologis pasar agar kenaikan harga bahan makanan pokok tidak terjadi secara permanen.
“Selain itu, kedua upaya tersebut diperlukan untuk mencegah munculnya para spekulan yang menaikkan harga semaunya. Jika ada pihak yang bermain, beri sanksi,” pungkas kader Golkar ini. (ade)