JAKARTA, METRO–Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto mengkritik rencana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait penambahan personel Densus 88 menjadi dua kali lipat. Menurut Bambang, kebijakan itu berpotensi memunculkan pemborosan anggaran dan duplikasi dengan peran Brimob yang memiliki Satuan Perlawanan Antiteror (Wanteror).
“Kapolri seolah melupakan sejarah panjang peran Korps Polisi Istimewa, yang bermetamorfe menjadi Brigade Mobil ini,” kata Bambang kepada JPNN.com, Minggu (20/2).
Dia menambahkan adanya kebijakan itu juga menunjukkan kegagalan BNPT sebagai badan negara yang bertanggung jawab pada pencegahan terorisme.“Sebegitu besarkah potensi terorisme di negeri ini? Lalu apa peran yang dilakukan BNPT selama ini sehingga perlu anggaran penindakan yang begitu besar?” ujar Bambang.
Kebijakan tersebut, lanjut Bambang, bukan membuat masyarakat nyaman, justru bisa malah berpotensi membuat gaduh masyarakat. “Alih-alih membuat masyarakat nyaman, justru ini malah sebaliknya bisa berpotensi membuat gaduh masyarakat,” ujar Bambang. “Mengingat kecenderungan prestasi selalu diukur secara kuantitatif, penangkapan-penangkapan yang terkadang juga salah,” sambung peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) itu. Bagi Bambang, sebaiknya Kapolri justru harus meningkatkan anggaran dan personel Brimob mengingat potensi kerawanan keamanan menjelang Pemilu serentak 2024 nanti.
Polri masih Mengkaji
Polri masih mengkaji rencana penambahan personel Densus 88 Antiteror, sekaligus menganalisis pengembangan detasemen tersebut.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut dalam kajian itu diperkirakan akan menambah ribuan personel. T “Ke depan akan dikaji penambahan sekitar 1.500 sampai dengan 2.000 (personel),” ujar Dedi dalam keterangannya, Kamis (17/2) lalu.
Jenderal bintang dua itu mengatakan ribuan personel tersebut nantinya akan ditempatkan di 34 wilayah provinsi Indonesia. Menurut dia, hal itu dilakukan supaya kinerja Densus 88 Antiteror makin maksimal dalam memberantas terorisme. Namun, rencana itu masih berupa kajian.
Dedi menyebut pihaknya terus melakukan kalkulasi terkait jumlah rencana penambahan personel Densus 88. “Supaya dapat optimal dalam operasional mitigasi aksi terorisme,” tegas Dedi.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya mengatakan bakal mengembangkan Densus 88 Antiteror Polri. Orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu berharap jumlah personel Densus 88 bisa bertambah dua kali lipat.“Jumlah personel (Densus 88 saat ini) 3.701, saya harapkan berkembang dan bisa dua kali lipat,” ujar Sigit dalam acara Senior Level Meeting Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Bali, Rabu (16/2).
Dia menyebut pengembangan sebagai upaya mengoptimalkan peran dari pencegahan dan penegakan hukum pada tindak pidana kejahatan terorisme di Indonesia. “Tantangan yang meningkat dan makin komplek, maka pemerintah setuju terhadap usulan kami pengembangan struktur Densus 88 Antireror Polri,” ujar Sigit. (cr1/cuy/jpnn)
















