PEMETAAN dan percepatan serta perkembangan pembangunan daerah di berbagai bidang membutuhkan asupan dari investasi. Hal itu diungkapkan Wakil Walikota Padangpanjang Asrul, pada zoom meeting apresiasi pencapaian target realisasi investasi tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Investasi BKPM secara virtual, Rabu (16/2). Wawako berharap ada investor berinvestasi di Kota Padangpanjang.
“Semoga Kota Padangpanjang berkembang dengan datangnya investasi yang berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat sebagaimana disampaikan Menteri Investasi tadi,” ujar Asrul.
Makna investasi lebih lanjut Asrul menjelaskan, membangun tanpa dana APBD. Sejumlah peluang terus diupayakan melalui CSR dan peluang peluang lainnya. “Memang harus begitu, percepatan pertumbuhan ekonomi yaitu dengan mencari investasi dari luar,” kata Asrul..
Asrul mengatakan, pihaknya berupaya menjaring investor guna pembangunan Rest Area. “Master plan sudah siap, DID sudah siap. Ada lagi potensi (investasi) seperti sumber air Lubuk Mata Kucing, untuk minuman kemasan. Tentu dengan perjanjian yang jelas. Tidak merugikan pemerintah dan masyarakat. Begitu juga dengan kapur,” sebut Asrul..
Sebelumnya ungkap Asrul, Menteri Investasi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, investasi merupakan instrumen yang sangat penting. Karena sebagai pintu masuk terciptanya lapangan pekerjaan, kesejahteraan rakyat, sekaligus nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas negara.
Berdasarkan data, sejak Indonesia merdeka, sebut Bahlil, investasi di luar Pulau Jawa sampai tahun 2020 kuartal ketiga, selalu di bawah Pulau Jawa. Artinya di Pulau Jawa investasinya lebih tinggi dibanding luar Pulau Jawa.
Hal itu lantaran infrastruktur di pulau jawa lebih memadai begitu juga dengan sumber daya manusianya. Tidak hanya itu, biaya ekonomi juga jauh lebih kompetitif. “Maka membangun infrastruktur dari Aceh sampai Papua sebagai instrumen mewujudkan pemerataan pertumbuhan ekonomi lewat investasi,” kata Asrul..
Dikatakannya lagi, sejak kuartal ketiga 2020 sampai sekarang, investasi di luar Pulau Jawa sudah lebih besar yaitu 52 persen, dibandingkan dengan Pulau Jawa. Pertumbuhan ekonomi pun naik. Tidak ada ketimpangan dengan daerah di luar Pulau Jawa. “Investasi ke depan adalah investasi berorientasi kepada transformasi ekonomi yang mendorong hilirisasi, nilai tambah. Jangan lagi berpikir mengekspor barang mentah. Menjadikan negara Indonesia sebagai negara industri,” kata Asrul.. (rmd)
















