TABING, METRO – Kompetisi Mathematic And Science Olympiad (AMSO) adalah kegiatan yang menantang bagi seluruh siswa Sekolah Angkasa Lanud Sutan Sjahrir. Kompetisi diikuti oleh seluruh siswa yang sedang menimba ilmu tersebut mulai dari kelas VII sampai kelas IX.
Siswa yang terbaik akan diikutsertakan dalam final AMSO se-Indonesia yang dilaksanakan mulai Jumat (16/11) di tempat pendidikan TNI AU Sentul Bogor. Sekolah Angkasa yang dikelola oleh Yayasan Ardhya Garini (Yasarini) dibawah naungan TNI AU ini, tiap tahun selalu mengadakan olimpiade mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu sekolah.
Kepala SMP Angkasa Lanud Sutan Sjahrir, Ratifa Iriani mengatakan, tidak hanya kompetisi antar siswa, para guru termasuk kepala sekolah juga ikut berkompetisi untuk peningkatan mutu sekolah Angkasa.
“Hari ini kami memberangkatkan 15 orang siswa terbaik dan berprestasi, kepala sekolah serta dua orang guru pendamping dan seorang guru berprestasi. Total ada 19 guru dan murid yang akan berkompetisi,” ujar Ratifa.
Ia menargetkan, siswanya bisa meraih prestasi masuk 10 besar. Pihaknya tidak memaksakan juara pada anak didik. “Tampilkan yang terbaik yang ananda punya,” pesan kepala sekolah yang bersahaja ini.
“Ini adalah usaha kita untuk memotivasi anak belajar dan membangkitkan semangatnya. Walaupun kita sekolah di swasta kita tetap bisa mengembangkan potensi dengan adanya kompetensi AMSO ini,” ungkapnya lagi.
Menurut Ratifa, selain siswa terbaik, guru dan kepala sekolah Angkasa juga ikut berkompetisi. Karena ini adalah salah satu keunggulan dari sekolah Angkasa. Setiap tahun mengikuti AMSO ini, sekolah menjadi termotivasi.
“Walaupun kita sekolah di swasta, tapi tetap bisa berkompetensi. AMSO ini adalah salah satu cara untuk mengembangkan potensi anak. Jadi sekolah di swasta juga pilihan. Dengan adanya AMSO ini mereka bisa berangkat dan berkompetisi se-Indonesia dan merupakan nilai plus bagi SMP Angkasa Lanud Sutan Sjahrir,” bebernya.
David, siswa dari kelas VIII mewakili final AMSO dibidang IPS merasa senang sekali karena pertama kali ke Jakarta naik pesawat karena prestasinya. “Saya optimis juara di final nanti karena punya kemauan dan belajar terus menerus serta sudah dipersiapkan sejak lama,” ungkapnya.
Sementara ibu dari siswi Septia Wulandari, Sarmaini (46) menyebut bahwa dirinya agak deg-degan. Karena baru pertama kali anaknya berangkat tanpa orang tua. Tapi dirinya sudah percaya pada pihak sekolah dan yayasan. Sebab sejak bersekolah di Angkasa, anaknya tambah disiplin dan lebih mandiri. (ade)