AGAM, METRO–Aparatur Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh memperkenalkan keunggulan nagari dan potensi muatan lokal kepada generasi muda sejak dini. Inovasi ini bertujuan menagarikan genarasi agar lebih mengenal dan cinta terhadap nilai-nilai kearifan lokal, yang ada di nagari tersebut. Wali Nagari Pasia Laweh Zul Arfin Dt Parpatiah SSos MM mengatakan, materi bernagari itu menjadi bahan ajar pada muatan lokal di SDN 02 Palupuh. Melalui aparatur nagari, para pelajar akan dikenalkan sekelumit materi lokal yang ada di nagari.
“Muatan lokal bertajuk aparatur mengajar ini akan berkolaborasi dengan SDN 02 Palupuh sebagai sekolah penggerak. Proses belajar mengajar materi lokal ini akan dimulai pada 22 Januari mendatang,” ujar Zul Arifin, Selasa (18/1).
Dijelaskan Zul Arifin, aparatur mengajar merupakan inovasi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pendidikan peserta didik sekolah dasar. Inovasi ini sekaligus menjadi perwujudan fungsi pemberdayaan di nagari. “Undang-Undang (UU) No.6 /2014 tentang Desa mengamanatkan pemerintahan nagari agar melakukan pemberdayaan. Pemberdayaan itu luas, pendidikan termasuk salah satunya,” terang Zul Arfin.
Aparatur mengajar juÂga sebagai upaya mendukung pemerintah daerah di bidang pendidikan, terutama mengisi proses belajar mengajar muatan lokal. Inovasi ini telah berjalan sejak 2018 lalu. Disebutkan, muatan lokal aparatur meÂngajar memuat tiga substansi materi antara lain profil, keunggulan dan adat salingka nagari. Menurutnya, generasi sedari dini harus mengenal lebih daÂlam seputar nagari.
Materi profil nagari ini bertujuan agar pelajar lebih mengenal wilayah, sejarah, batas-batas, tokoh, perangkat nagari baik yang pensiun maupun masih aktif sejak dini. Sebab, di tangan merekalah terletak estafet kepemimpinan kelak.
Sedangkan keunggulan lokal, materi yang ditransfer ke generasi penurus antara lain potensi nagari yang mungkin bisa dikemÂbangkan. Kemudian inovasi-inovasi pemerintah nagari di berbagai bidang. “Inovasi itu diantaranya seperti pendidikan berbasis surau, aparatur sarjana, nagari konstriusi, nagari tageh, nagari berbasis kaum, silat masuk sekolah dan lain-lain,” sebut Zul Arifin.
Menurutnya, potensi nagari yang telah dirumuskan dalam RPJM Nagari juga harus diketahui oleh generasi muda. Hal itu dimaksudkan agar generasi penerus mengetahui dan memahami kekuatan nagari, yang akan berguna bagi mereka di kemudian hari. “Pasia Laweh punya hutan, sungai, sawah, keÂkuatan adat yang mengaÂkar, pemberdayaan kaum ibu, perantau juga tersebar di mana-mana, nagari ini juga diperhitungkan di panggung sejarah. Ini haÂrus mereka ketahui sejak dini,” ungkap Zul Arifin.
Selain itu, generasi muÂda di daerah itu dinilai perlu mengenal lebih dalam soal adat salingka nagari. Dijelaskanya, di Indonesia sendiri dikenal 19 hukum adat, salah satunya adalah adat Minangkabau.
Khusus Pasia Laweh imbuhnya, mempunyai atuÂran adat tersendiri, yakni adat ninik mamak saratuih dikato. Selain itu juga ada kebiasaan- kebiasaan yang masih berlaku di Nagari Pasia Laweh. “Saat ini kami merangkum sebanyak 307 adat di yang ada di nagari, mulai kategori kecil, menengah dan besar. 100 jenis adat saat ini dibuatkan buku, yang nantinya akan dikenalkan ke pelajar,” kata Zul Arifin.
Ketiga subtansi materi muatan lokal itu saat ini tengah disusun ke dalam silabus pembelajaran. NanÂtinya, materi tersebut akan diajarkan kepada peserta didik kelas 4, 5 dan 6.
Prosesnya nanti, imbuhnya, tim aparatur mengajar akan langsung masuk ke lokal-lokal. Terkait pembiayaan, pihak sekolah tidak diberatkan. Pasalnya, pihaknya telah menganggarkan dana nagari untuk program tersebut. “Ini merupakan bentuk tanggungjawab pemerintah nagari dalam menjalankan fungsi pendidikan, khususnya pemberdayaan di biÂdang pendidikan,” ungkap Zul Arfin.
Ditambahkan, agar maÂteri muatan lokal menjadi lebih komprehensif, pihaknya sangat mengÂhaÂrapÂkan saran dan masukan dari banyak pihak. Sehingga program aparatur mengajar bisa diterima dan memberikan manfaat yang nyata bagi generasi. (pry)
