PADANG, METRO–Setelah melaksanakan pertemuan dengan Gubernur Riau dan Gubernur Bengkulu, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengatakan, dirinya akan terus menjalin kerjasama dengan seluruh gubernur di Sumatera.
“Kita akan terus jalin kerjasama dengan seluruh gubernur di Sumatera. Sudah kerjasama dengan Gubernur Riau dan hari ini (Rabu, 22 Desember 2021) menandatangani sejumlah kerjasama dengan Gubernur Bengkulu. Tanggal 6 Januari 2022 nanti akan ketemu Gubernur Jambi untuk kerjasama. Setelah itu Gubernur Sumatera Utara (Sumut) nantinya,” ungkap Mahyeldi, saat pertemuan dengan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah di Balai Semarak, Bengkulu, Rabu malam (22/12).
Mahyeldi juga mengungkapkan, tidak hanya bertemu dengan Gubernur Jambi saja, pada tanggal 6 Januari 2022 nanti, juga ada pertemuan seluruh gubernur di Sumatera. Menurutnya, banyak hal yang dibicarakan pada pertemuan gubernur se-Sumatera nanti. “Di antaranya ketersediaan energy di Sumbar dan provinsi lain di Sumatera. Saya sudah bertemu dengan pihak PLN. Ketersediaan energi belum terpenuhi di Sumatera. Ini jelas berdampak terhadap investasi di daerah,” terangnya.
Selain masalah energi, melalui pertemuan Gubernur se-Sumatera nanti juga akan melihat potensi yang ada di Sumbar dan luar Sumbar. “Kita lihat potensi yang ada di Sumbar dan luar Sumbar. Sehingga ini menjadi perhatian yang akan disinergikan untuk menarik investor di masing-masing provinsi,” terangnya.
Mahyeldi menilai sinergi dan koordinasi antar provinsi di Sumatera ini sangat penting. Hal ini belajar dari pengalaman penanganan Covid-19 di Sumbar beberapa waktu lalu. Di mana penanganan Covid-19 di Sumbar tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari provinsi tetangga. “Di mana beberapa waktu lalu, ketika rumah sakit di Sumbar mengalami kekurangan oksigen, maka oksigen disuplay dari provinsi tetangga Riau,” ungkapnya.
Kerjasama dan sinergi dengan provinsi tetangga juga sangat penting untuk menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok. “Untuk menstabilkan harga ini perlu kerjasama dengan daerah lain. Seperti misalnya di Sumbar, harga cabai akhir dan awal tahun terjadi inflasi tinggi, yang terkait dengan ketersediaan barang. Ini perlu disinergikan,” terangnya.
“Termasuk sinergi soal penanaman. Kapan Sumbar kita kondisikan waktu penanaman, dan kapan di Bengkulu dikondisikan. Ini bisa disinergikan dan kondisikan dengan baik, untuk menstabilkan harga,” harapnya.
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah menyebut sebagai provinsi tetangga yang memiliki hubungan secara cultural, dari sisi topografi dan geografi, Sumbar dan Bengkulu memiliki kesamaan karena berada di pesisir barat Sumatera. “Dengan pertemuan ini, sebagai bentuk silaturahmi, dan sinergi bersama untuk kemajuan daerah pada beberapa sektor di antaranya ekonomi, pertanian, maupun kebencanaan,” ujar Rohidin.
Menurut Rohidin menindaklanjuti Memorandum of Rafflesia beberapa waktu lalu, peran Pulau Sumatera dalam konteks nasional sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Di mana, jelas Rohidin, Pulau Sumatera memberikan kontribusi sebesar 21-22 persen pada pertumbuhan ekonomi nasional, sedangkan Pulau Jawa pada angka 50 persen dan 30 persen pulau lainnya. “Guna mendorong perekonomian pulau Sumatera berkembang, konektivitas lintas barat perlu dibangun dan tidak cukup disitu, sodetan pulau Sumatera harus dibangun. Dengan hadirnya Gubernur Sumbar, beliau bisa menjadi trigger,” tutup Rohidin.(fan)
