Oleh : Afrina Yenti, S.E, (APKAPBN Ahli Pertama BNN Kota Payakumbuh)
Apa itu literasi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. Namun, makna literasi sebenarnya memiliki pemahaman yang lebih kompleks dan dinamis, tidak hanya dipahami sebagai kemampuan baca dan menulis. Menurut National Institute for Literacy, memberikan pemahaman bahwa literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Pemahaman ini memposisikan literasi secara kontekstual lingkungan. Tidak hanya terbatas pada membaca dan menulis, tetapi juga merespon lingkungan.
Meleknya literasi pada seseorang berbanding lurus dengan meningkatkan kualitas seseorang. Literasi dapat membantu meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyimpulkan dan merespon lingkungan. Sehingga dengan begitu pengetahuan dalam masyarakat menjadi meningkat. Melek literasi juga diharapkan mampu membuat seseorang untuk dapat memberikan penilaian kritis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi.
Adapun Literasi keuangan adalah bagaimana cara mengelola uang dengan memahami perbankan, investasi, manajemen keuangan pribadi, dan penganggan. Serta memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. bermanfaat untuk membuat masyarakat melek finansial. Melek finansial berarti memahami bagaimana mengelola uang, melunasi hutang, suku bunga, asuransi, tabungan pensiun, pajak, serta produk keuangan seperti kredit dan pinjaman. Buta finansial dapat menyebabkan kecenderungan menumpuk beban hutang, kredit yang buruk, kebangkrutan, penyitaan perumahan, bahkan penipuan keuangan. Dengan adanya manfaat literasi keuangan, seseorang menjadi lebih tahu tentang kondisi keuangan modern. Sehingga dapat memanfaatkannya untuk mencapai stabilitas keuangan dan terhindar dari dampak buruk kemajuan jaman pada aspek keuangan.
Literasi bagi masyarakat khususnya generasi muda harus ditingkatkan, tidak tertutup halnya literasi keuangan negara. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menambah pengetahuan tentang keuangan negara tersebut. Pentingnya edukasi keuangan negara sejak dini dapat membentuk karakter generasi muda yang berkarakter dan peduli kepada negeri. Berdasarkan Survey OJK tingkat literasi keuangan bagi generasi muda pun masih rendah, meskipun usia kerja angkanya jauh lebih tinggi tingkat literasi penduduk 15-17 tahun hanya 16 persen. Jauh di bawah tingkat literasi keuangan rata-rata secara nasional sebesar 38 persen.
Literasi berupa Edukasi keuangan negara kepada generasi muda perlu ditanamkan sedini mungkin mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Sederajat, dan Sekolah Menengah atas (SMA)/Sederajat. Generasi muda adalah calon penerus bangsa yang akan melanjutkan estafet pembangunan negeri di masa yang akan datang. Kementerian Keuangan pun berupaya memberikan edukasi dengan mengenal dan memahami suatu instrument dasar dalam pengelolaan keuangan negara yaitu APBN.
Berbagai terobosan telah dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dalam mengajak generasi muda melek agar Keuangan Negara. Tujuannya agar generasi muda memiliki pengetahuan dan pemahaman pengelolaan keuangan negara yang baik, maka generasi muda pada saatnya nanti diharapkan dapat berpikir kritis, berkontribusi positif dan aktif dalam pembangunan serta mampu mewujudkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju di masa yang akan datang.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan adalah Olimpiade APBN. Olimpiade APBN tahun 2021 merupakan ajang tahunan Kementerian Keuangan bertujuan mengedukasi generasi muda untuk bisa memahami mengenai sebuah instrumen yang sangat penting yaitu yang disebut keuangan negara. Kegiatan ini merupakan upaya mengenalkan pengelolaan keuangan negara melalui ajang Olimpiade APBN semakin rakyat memahami APBN maka semakin rakyat akan bisa ikut menjaganya bersama, dan semakin rakyat mampu memiliki daya kendali terhadap cita-cita dan tujuan yang mau diraih, karena APBN adalah sebuah platform yang menggambarkan hubungan kewajiban dan hak yang begitu sangat nyata.
Kegiatan lain yang sangat menarik adalah 1.665 pegawai Kementrian Keuangan berpartisipasi dalam Gerakan Kemenkeu Mengajar. Dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman sejak dini mengenai keuangan suatu negara. 138 sekolah dasar di 50 kota turut serta dalam kegiatan ini, harapannya agar dapat memperkenalkan sejak dini tentang pengelolaan perekonomian untuk mencapai tujuan negara. Secara umum penjelasan tentang profesi dan kementerian keuangan, keterlibatan bermain peran para siswa dalam proses pengumpulan pajak dari Dirjen Pajak hingga melakukan pembayaran kepada rekanan setelah melakukan permintaan pembayaran pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Beberapa kerjasama Kementerian keuangan dengan Lembaga lain diantaranya yaitu bersama Kemendikbudristek meluncurkan video edukasi bertema keuangan negara untuk mendukung pembelajaran selama pandemi atau Belajar Dari Rumah (BDR) dengan judul Petualangan Ungkit. Terdapat 3 (tiga) tema cerita pada Serial Petualangan Ungkit ini, yaitu 1) Belanja Negara, dengan judul Petualangan Ungkit Menjelajah Kota, 2) Penerimaan Negara, dengan judul Petualangan Ungkit Berkelana di Desa, dan 3) Utang Negara, dengan judul Mewujudkan Kota Impian bersama Ungkit dan Teman-Teman.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian Keuangan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman pengelolaan keuangan negara sejak dini dan berkelanjutan, baik bekerja sama dengan berbagai pihak. Dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman pengelolaan keuangan negara yang baik, maka generasi muda pada saatnya nanti diharapkan dapat berpikir kritis, berkontribusi positif dan aktif dalam pembangunan serta mampu mewujudkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju di masa mendatang. Semoga edukasi dan literasi keuangan negara yang dilaksanakan sejak dini kepada kalangan generasi muda ini dapat berpengaruh positif serta Pemerintah, praktisi dan akademisi diharapkan berperan aktif untuk melakukan sosialisasi dan edukasi tentang literasi keuangan bagi masyarakat. (***)
