BUKITTINGGI, METRO–Laga semifinal liga 3 Sumbar yang mempertemukan PSP Padang vs PSKB Bukittinggi, Senin (6/12) lalu, menjadi perbincangan hangat insan sepakbola Sumbar. Apalagi, saat permainan dihentikan, setelah PSKB unggul 1-2, terjadi insiden lempar botol minuman yang mengenai wasit. Sehingga, wasit meninggalkan lapangan pertandingan sebelum waktu 2 x 45 menit tuntas.
Sekretaris Umum (Sekum) PSP Padang Harris Hidayat Dt Batuah menyatakan, botol air mineral yang dilemparkan ke arah wasit itu, berasal dari penonton. Akibatnya, wasit meninggalkan lapangan pertandingan, tapi pertandinagan masih menyisakan waktu 2 menit, yang akan dilanjutkan pada waktu yang belum ditentukan.
Pernyataan itu, menarik perhatian Ketua DPRD Bukittinggi Beny Yusrial, yang saat kejadian juga hadir menyaksikan pertandingan itu. Ia membantah, lemparan botol air meneral itu bukan berasal dari bangku penonton. “Tidak benar itu. Lemparan botol air meneral dari penonton hingga mengenai kepala wasit. Saya saksikan sendiri, saat itu saya berada di tribun, saya pastikan botol itu bukan dari penonton,” tegas Beny, Selasa (14/12).
Politisi partai Gerindra itu mengaku, ia bersama Wali Kota dan Pimpinan DPRD, menyaksikan laga semi final PSP kontra PSKB tersebut dari babak pertama dimulai. Bahkan, ketika insiden lemparan botol itu terjadi, Beny Yusrial mengaku juga menyaksikan hal itu dari tribun penonton. ”Kami sangat menyayangkan pernyataan dari manajemen PSP Padang yang tidak sesuai kenyataan di lapangan. Ini harsu diluruskan, karena kita tahu kelanjutan pertandingan PSP versus PSKB ini masih dalam proses,” ungkap Beny.
Ketua DPRD Bukittinggi dua periode itu berharap, Liga 3 Sumbar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Tidak ada kekerasan yang terjadi dalam pertandingan, apalagi akibat provokasi melalui pernyataan yang dapat memecah belah. ”Jangan sampai pernyataan yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan, semakin memperburuk keadaan dan merusak hubungan PSP dengan PSKB hingga berujung tidak harmonisnya antara dua kota di Sumbar, Padang dengan Bukittinggi. Mari kita saling menjaga,” ujar Beny.
Kedua klub ini, lanjut Beny, punya potensi di Sumbar. Ia yakin, pada klub PSP Padang ada pemain ataupun official dari Bukittinggi dan Agam, begitu juga sebaliknya di PSKB, juga ada personel yang berasal dari Kota Padang. ”Jadi, intinya kita ini bersaudara. Mari bersama -sama membangun semangat sportivitas olah raga guna kemajuan olahraga Sumbar khususnya cabang sepakbola. Jangan lagi ada hujatan yang dapat memecahbelah kita sebagai sesama urang Minangkabau,” ujar Beny. (pry)
