MELALUI bidang Keluarga Berencana Ketahanan Kesejahteraan Keluarga (KB-K3) pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinas P3AP2KB) Kota Padang berhasil menorehkan angka terbaik di Sumbar dalam realisasi program KB. Tak hanya sukses di program tersebut, DP3AP2KB juga mampu menekan angka kasus stunting di Kota Padang jauh di atas target nasional.
Kepala Dinas P3AP2KB Kota Padang, Editiawarman didampingi Kabid KB-K3, Zulkadri memaparkan, realisasi pemasangan KB aseptor baru dari bulan Januari hingga Oktober 2021 adalah mencapai 141,08 persen. Sementara jumlah pasangan subur di Kota Padang sebanyak 12556 pasang.
“Realisasi kita paling tinggi di Sumbar untuk pemasangan aseptor baru pada program KB,” sebut Editiawarman.
Dia menjelaskan, capaian peserta baru melebihi target ini semua berkat kerja keras para kader dan tim. Selain itu juga peran serta serta kesadaran masyarakat yang tinggi. “Prestasi ini tak lepas dari kerja keras dari kader dan tim. Sehingga untuk peserta baru, kita tertinggi di Sumbar,” kata Editiawarman.

Selanjutnya, untuk program pengentasan kasus stunting di Kota Padang dikatakan, penurunan angka stunting dilakukan di 38 lokus stanting. Untuk Kota Padang kasus stunting cuma diangka 9,1 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dari angka stunting provinsi yang mencapai 47 persen. Sedangkan angka kasus stunting nasional berada diangka 27,67 persen berdasarkan data tahun 2019. Sementara target nasional pada tahun 2024 nanti, angka stunting di Indonesia di angka 24 persen.
“Meskipun angka stunting Kota Padang sangat kecil. Tapi kita terus berupaya agar angkanya terus turun. Kalau bisa diangka 1 persen saja atau tidak ada sama sekali. Itu target kita,” sebut Editiawarman lagi.
Pengentasan stunting ini melibatkan 489 tim. Satu tim terdiri dari bidan, PKK dan kader KB. Tim tersebut bertugas mendampingi calon pengantin minimal 3 bulan mereka menikah. Kemudian melakukan pendampingan pada ibu hamil sampai melahirkan. Serta pendampingan pada ibu menyusui sampai anak berusia 2 tahun. Tak hanya itu, pendampingan juga dilakukan pada orangtua yang memiliki anak di bawah umur 59 bulan atau 5 tahun.
Terkait dengan perkembangan kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB), saat ini telah ada 15 kampung Keluarga Berkualitas di Kota Padang. Kemajuan dari kampung-kampung tersebut sangat bagus dan pesat. Editiawarman mencontohkan Kampung KB Bangau Putih di Koto Tangah yang menjadi terbaik nasional. Saat ini, masyarakat di kampung tersebut telah mengalami peningkatan ekonomi yang pesat.
Salah satu contohnya, adalah masyarakat telah memiliki sumber pendapatan baru dengan mengolah sabut kelapa menjadi produk kerajian yang bernilai tinggi seperti mengolahnya menjadi sketsa wajah manusia yang bernilai mahal.
Kemajuan yang sama juga dialami oleh masyarakat di kampung KB Guo yang telah mendapat penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup.
Berdirinya kampung berkualitas tersebut, kata Editiawarman adalah dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat dari masyarakat miskin menjadi masyarakat maju.
Dalam pembenahan Kampung Berkualitas ini melibatkan semua stakeholder terkait. Karena semua sektor masyarakat dibenahi. Seperti infrastruktur,SDM, kesehatan dan lainnya. Perkembangan kampung KB ini juga tak lepas dari keinginan keras dari masyarakat untuk berubah menjadi lebih baik. (adv)
















