PADANGPARIMAN, METRO–Bupati Padangpariaman Suhatri Bur menyatakan pencegahan dan pengendalian penyakit menular adalah tanggungjawab bersama. Bupati Padangpariaman Suhatri Bur mendukung kegiatan pengendalian penyakit menular dalam daerahnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Padangpariaman melalui bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit ( P2P ) menggelar kegiatan advokasi dan koordinasi program pencegahan dan pengendalian penyakit menular di Kabupaten Padangpariaman.
Suhatri Bur mengatakan saat ini bangsa dihadapkan pada berbagai masalah dan persoalan, terutama di bidang kesehatan. Selain menghadapi transisi demografi, juga dihadapkan pada transisi epidemiologi penyakit. Artinya, disatu sisi masih dihadapkan pada masalah tingginya penyakit infeksi (baik re-emerging maupun new-emerging) serta gizi kurang.
Di sisi lain, juga dihadapkan pada peningkatan penyakit non-infeksi dan degeneratif seperti kardiovaskuler (jantung), kanker, dan gizi lebih (obesitas). Bagi kelompok usia produktif, kesakitan sangat mempengaruhi produktivitas dan pen) dapatan keluarga. Yang pada akhirnya, akan menyebabkan kemiskinan.
“Mencermati situasi tersebut, kita perlu mewaspadai beberapa penyakit infeksi. Terutama yang bersifat “new emerging diseases”, seperti Avian Influenza (AI), HIV-AIDS maupun penyakit infeksi lain yang bersifat “re-emerging diseases, seperti Tuberculosis (TBC), Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, termasuk penyakit Kaki Gajah (Filariasis). Penyakit Kaki Gajah merupakan penyebab utama dari kecacatan, masalah sosial, hambatan psikososial yang menetap, dan penurunan produktivitas kerja, sehingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar,” terangnya.
Bupati juga menambahkan, jumlah penemuan kasus filariasis (Kaki Gajah) di Kabupaten Padangpariaman dari tahun 2010 hingga tahun 2016 sebanyak 36 orang penderita, yang tersebar di 14 Kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada dan jumlah kasus filariasis yang masih hidup sebanyak 21 orang. Dengan banyaknya penemuan kasus ini.
Maka jelasnya, Kabupaten Padangpariaman melakukan upaya pemberian obat pencegahan massal filariasis selama 5 (lima) tahun. Dari tahun 2013 sampai 2017, dengan tujuan memutus mata rantai penularan penyakit kaki gajah bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Padangpariaman.
“Semoga tahun besok kita sudah bisa dinilai oleh Kementrian, apakah pemberian obat pencegahan filariasis kita selama 5 tahun dulu berhasil atau tidak. Kalau tidak berhasil dari hasil surveinya, maka masyarakat Padangpariaman harus minum obat pencegahan kaki gajah ini selama 2 tahun lagi,” ungkap Suhatri Bur.
Kemudian, Bupati juga mengatakan jumlah penemuan kasus TBC di Kabupaten Padangpariaman setiap tahunnya diatas 500 kasus. “Ini menjadi masalah kita semua, bahwa sudah begitu banyak terjadi penularan penyakit TBC pada masyarakat. Sehingga, perlu peran kita bersama untuk mencegah penularan penyakit TBC tersebut dan penyakit menular lainnya,” ujarya.
Mengingat tingginya kasus dan beban kematian akibat tuberkulosis ini, dunia telah berkomitmen untuk bebas TBC pada tahun 2050. Namun permasalahan TBC ini tidak dapat diselesaikan jika hanya dibebankan pada sektor kesehatan saja. Akan tetapi perlu koordinasi dengan lintas sektor untuk menyelesaikan permasalahan TBC di Indonesia dan menempatkan TBC sebagai isu utama di semua sektor tak terkecuali dari seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Padangpariaman.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Padangpariaman Yutiardi Rivai mengatakan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yakninya untuk melakukan upaya peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular di Kabupaten Padangpariaman.
Selanjutnya, Kabid P2P Dinkes Kabupaten Padangpariaman dr. Efriyeni menambahkan bahwa penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen penyebab yang mengakibatkan perpindahan penularan penyakit dari orang atau hewan yang terinfeksi.
Kepada orang atau hewan yang rentan jelasnya, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara atau lingkungan hidup. “Sampai saat ini, angka kejadian penyakit menular di Indonesia masih tinggi, dan salah satu di antaranya TBC. Yang menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, merupakan penyebab kematian nomor 4 tertinggi di Indonesia,” ujarnya.
Jadi katanya, untuk menanggulangi hal tersebut, Pemerintah mengadakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M). Tujuannya adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular.(efa)
