PADANG, METRO–Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang H Mulyadi Muslim Lc MA Dt Said Marajo Nan Putiah menjadi narasumber dalam web (seminar web) Konsep dan Filosofi Bundo Kanduang yang digelar Bundo Kanduang Mancanegara Bidang Adat Istiadat bersama LPPM Universitas Andalas (Unand) Minggu (28/11) pagi. Mulyadi Muslim menghadirkan tema “Bundo Kanduang dalam Persepsi Adat dan Agama.”
Ulama muda Sumbar Mulyadi Muslim menyebutkan, kedudukan bundo kanduang dalam masyarakat sangat tinggi. Bahkan disebut sebagai Limpapeh rumah nan gadang. Menjadi amban puro pagangan kunci dan pusek jalo kumpulan tali. Artinya menjadi yang dimuliakan dan dipercaya dalam mengelola aset kaum.
“Bundo kanduang adalah tempat bertanya banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Disebut dengan pepatah kapai tampek batanyo, ka pulang tampek babarito. Sumarak dalam nagari. Hiasan dalam kampuang. Nan gadang basa batuah. Kok iduk tampek baniat. Kok mati tampek banazar. Ka unduang-unduang ka madinah,” kata ketua pengurus Masjid Agung Nurul Iman Padang ini.
Dalam konsep Islam, sebut Mulyadi Muslim, bundo kanduang dimuliakan dan dihormati. Bahkan diabadikan dalam al Quran, penyebab turunnya hukum. Memiliki hak dan kewajiban yang sesuai kodrat (seimbang dan proposional).
“Fitrah berpasangan, laki-laki sholeh mencari wanita soleh. Bundo kanduang adaah rumah madrasah pertama. Bundo kanduang tiang negara,” katanya.
Mulyadi Muslim menyebutkan, ada kesesuaian atau sejalan antara konsep adat dengan agama. “Bundo kanduang punya peran strategis dalam peradaban agama dan adat. Karena rusak dan majunya peradaban ada di tangan Bundo kanduang. Apalagi lebih dari setengah aktor dan sutradara peradaban adalah wanita,” katanya.
Selain Mulyadi Muslim, webinar dengan tema “Esensi, peran dan penguatan posisi bundo kanduang dalam dinamika kehidupan hari ini” adalah Rektor Unand Prof dosen Fakultas Ilmu Budaya Unand, Dr Zurmalis MA dan lain-lain. (r)
