KHATIB, METRO–Daruratnya kasus kekerasan seksual kepada anak di Kota Padang mendorong Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Padang untuk menyediakan mata-mata guna memantau kondisi anak di Padang serta para pelaku kekerasan pada anak, terutama pelaku kekerasan seksual. Ada 909 orang relawan yang kini ditugasi menjadi mata-mata tersebut.
Kepala DP3AP3KB Kota Padang, Editiawarman menyebutkan relawan tersebut adalah relawan KB yang telah aktif. Mereka kini ikut ditugasi memantau dan menjadi mata-mata terhadap berbagai kasus kekerasan pada anak terutama kekerasan seksual.
Jika terdeteksi adanya tindakan kekerasan, maka tim dari DP3AP2KB akan melakukan penjangkauan pada anak dan pelaku. Bagi anak yang posisinya tidak aman, mereka akan dibawa ke Rumah Aman yang sudah disediakan DP3AP2KB Padang. Saat ini ada beberapa Rumah Aman di bawah kontrol DP3AP2KB. Alamatnya dirahasiakan.
Di Rumah Aman tersebut anak akan dipulihkan kondisinya. Saat ini, dari 14 kasus kekerasan seksual pada anak yang ditangani DP3AP2KB Padang, ada 4 anak yang diboyong ke Rumah Aman. Hal itu karena kondisi mereka dikhawatirkan berbahaya. Karena pelaku kekerasan adalah keluarga mereka sendiri.
“Anak-anak dalam kondisi berbahaya itu kita amankan di Rumah Aman. Di sana mereka dipulihkan lagi mentalnya. Kalau dirasa telah aman dan pihak keluarga bisa dipercaya, maka anak tersebut akan kita kembalikan pada pihak keluarga,” tandasnya.
Di sisi lain, Editiawarman menambahkan, data kasus kekerasan terhadap anak yang ditanganinya berbeda dengan data dari Kepolisian.
“Data kita dengan Kepolisian sangat berbeda. Di Kepolisian mencatat terjadi 84 kasus kekerasan seks terhadap anak di tahun 2021 ini di Kota Padang. Sedangkan data kita, dari Januari-Agustus 2021 terdapat 8 kasus, September Oktober 2021 terdapat 7 kasus, dan di November ini terjadi 3 kasus,” tukasnya. (tin/hen)
