Pengurus Tertipu, Izin hanya untuk Akad Nikah
IMAM BONJOL, METRO – Video yang menampilkan acara baralek dengan orgen tunggal di lantai II Masjid Agung Nurul Iman, viral di media sosial. Tak ayal, acara baralek di masjid ini mendapatkan tanggapan beragam masyarakat.
Dalam video itu memang terdengar suara musik yang diduga dari orgen dengan seorang penyanyinya. Kemudian perekam video menemui keluarga pihak yang baralek. Perekam video menanyakan, kenapa lantai dua masjid dijadikan tempat pesta dan siapa yang memberikan izin. Namun pihak keluarga mengaku bahwa ia lagi banyak tamu yang mesti diladeni.
Menanggapi video yang sudah viral tersebut, Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah mengaku akan segera memanggil pengurus Masjid Agung Nurul Iman untuk mengklarifikasi soal acara baralek di masjid tersebut. Menurutnya, pengurus masjid tidak akan serendah itu menerima permintaan lokasi masjid untuk pesta.
“Saya rasa pengurus Masjid Nurul Iman tak akan serendah itu. Tapi meski demikian, kita akan panggil pengurus untuk meminta penjelasannya,” sebut Mahyeldi usai upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Imam Bonjol, Senin (29/10).
Mahyeldi mengucapkan terima kasih kepada LSM yang telah memberikan masukan kepada dirinya terkait kejadian tersebut. Pihaknya sebut Mahyeldi, akan segera mengklarifikasi kejadian ini kepada pengurus.
Kabag Kesra Pemko Padang, Jamilus mengungkapkan, sebelumnya memang ada surat masuk dari masyarakat bahwa yang bersangkutan akan melaksanakan akad nikah di Masjid Agung Nurul Iman. Kepada pengurus masjid, yang bersangkutan meminta disediakan ruangan, sound system, kipas angin dan meja.
Kebetulan terang Jamilus, semua alat-alat itu tersedia di ruang serba guna masjid. Namun pada kenyataanya, ternyata pemohon menggunakan masjid untuk pesta pernikahan. Pada awal pesta, disaat sound system berbunyi, pengurus sebut Jamilus langsung memanggil pihak yang punya hajatan untuk segera menghentikan.
“Begitu musik berbunyi, kita menyuruh pengurus untuk memberhentikannya. Dan pihak yang memiliki pesta juga sudah meminta maaf kepada pengurus serta seluruh masyarakat Kota Padang. Masjid tak bisa digunakan untuk baralek. Itu salah, mereka juga sudah minta maaf. Dan persoalannya sudah selesai,” sebut Jamilus lagi.
Tempat ibadah terang Jamilus, tak bisa digunakan untuk agenda lain, kecuali untuk kegiatan ibadah dan kegiatan keagamaan. Selama ini, masjid sering digunakan sebagai tempat penyelenggaraan akad nikah, tapi bukan pesta.
Sementara itu, Ketua Harian Masjid Agung Nurul Iman, Mulyadi Muslim mengaku tertipu oleh yang punya pesta. Sebab izin yang diminta hanya untuk ijab kabul saja. “Surat permohonan ke masjid hanya untuk meminjam lantai 2 untuk akad nikah. Tidak untuk musik berlebihan,” ucapnya kepada awak media pada, Senin (29/10).
Ia mengaku langsung menghentikan orgen tunggal tersebut, meski musiknya bernuansa Islami. Kejadian pada Minggu yang baralek itu, membawa tim nasyid dengan peralatan keybord. Lagu-lagunya bernuansa religi.
Awalnya terang Mulyadi, acara berjalan lancar hingga menjelang Ashar. Namun setengah jam menjelang ashar, ada oknum yang datang yang selama ini tidak pernah terlihat menjadi jamaah masjid.
“Mereka merasa terganggu dengan acara di lantai dua tersebut. Mereka langsung merekam secara live via FB dan mengeluarkan kata-kata yang kurang cocok ke tuan rumah dan sekretariat masjid termasuk ketika rapat ruangan sekretariat,” tukasnya.
Selama ini ungkap Mulyadi, lantai 2 masjid dijadikan aula, bukan tempat shalat. Kegiatan di lantai 2 sangat beragam mulai dari seminar, rapat, pelatihan, wisuda, lomba dan juga baralek. Kegiatan ini sudah berlangsung lama.
Aturan pemakaian tempat itu terangnya, dibuat oleh masjid diantaranya bernuansa Islami, tidak mengganggu kegiatan ibadah di lantai bawah lingkungan masjid/masyarakat sekitar. “Atas nama pengurus masjid, kita minta maaf atas kejadian ini dan ke depan akan ditinjau ulang penggunaan lantai dua. Pengurus juga telah memberi teguran pada yang punya pesta,” sebutnya.
Mulyadi menambahkan, pada Senin (29/10) diadakan tabayyun perwakilan organisasi masyarakat (ormas) dan komunitas se-Kota Padang dengan pengurus Masjid Agung Nurul Iman Padang. Ada tujuh poin yang dihasilkan dari tabayyun tersebut.
Hasil dari tabayun tersebut yaitu itu kata Mulyadi yaitu, pihak pengurus masjid minta maaf kepada seluruh umat Islam dunia atas insiden pelanggaran adab-adab pemakaian masjid oleh penyelenggara acara walimatul ursy yang diadakan oleh keluarga muslim pada Minggu (28/10) di lantai 2. Yaitu, berupa musik dan nyanyian yang tidak Islami serta hal itu diluar ketentuan izin yang diberikan oleh pengurus masjid.
Kemudian sebutnya, persoalan itu sudah diselesaikan secara musyawarah bersama Ormas KPSI dan lainnya yang hadir pada waktu itu sebelum waktu shalat Ashar. Namun ada oknum yang tetap menviralkan masalah itu sehingga menjadi besar.
Selanjutnya katanya, diimbau kepada seluruh tokoh dan umat Islam secara umum agar tidak terpancing membesarkan persoalan internal umat ini dan segera menghapus berbagai statemen yang tidak menguntung perjuangan dakwah Islam ke depan. “Kami seluruh perwakilan ormas serta komunitas meminta pengurus masjid mempertajam aturan pemakaian masjid agar umat Islam yang awam tidak salah paham dalam pemakaian masjid ke depannya,” beber Mulyadi.
Hasil berikutnya yaitu, tunjuk petugas agar mengontrol kegiatan yang diberi izin dan dibiayai oleh penyelenggara acara jika masjid tak cukup anggaran untuk itu. Kemudian, perwakilan ormas serta komunitas mengucapkan terima kasih kepada para pengurus yang telah bersabar mengelola masjid umat Islam Kota Padang ini.
Perwakilan ormas serta komunitas berharap, semoga ke depan makin ramai kegiatan perjuangan dakwahnya serta kinerja pun makin ditingkatkan. Sehingga masjid digunakan sebagaimana dahulu Rasulullah dan khalifah Umar bin Khattab menggunakannya untuk mensyiarkan Islam keberbagai pelosok bumi.