PADANG, METRO–Direktur Perluasan dan Pelayanan Jaminan Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) David Bangun mengatakan, setiap peserta JKN-KIS harus mendapatkan layanan yang berkualitas dilihat dari aspek universal health coverage (UHC).
“Layanan yang berkualitas tersebut, artinya mudah dijangkau dan akuntable,” ungkap David Bangun, saat hari kedua kegiatan Webinar Media Workshop dan Anugerah Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan tahun 2021 secara virtual, Jumat (29/10).
David menambahkan, UHC menurut work bank, proporsi yang dapat mengakses pelayanan kesehatan universal yang berkualitas. Artinya, proporsi penduduk yang menghabiskan pendapatan rumah tangga untuk pelayanan kesehatan. “Mereka harus mendapatkan keadilan terhadap akses pelayanan dan akses pendanaan,” urainya.
David menyebut, pada tahun 2020-2024, target cakupan JKN-KIS mencapai 98 persen dari total penduduk. Artinya jumlah Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) pada rentang lima tahun itu, mencapai 112,9 juta jiwa.
Kemudian, pada November 2021 ada sekitar 226, 3 ribu jiwa peserta JKN-KIS. Jika dilihat dari itu, ada sekitar 83,13 persen segmen PBI. “Jadi ada sekitar 50 persen peserta JKN-KIS sebagai penerima bantuan. Nah di sinilah kehadiran pemerintah untuk melindungi warga negaranya,” urainya.
Selain David Bangun, narasumber lainnya pada hari kedua workshop tersebut yakni, Muttaqien MPH AAK selaku Anggota DJSN. Juga ada Pakar Asuransi Kesehatan, Prof. Budi Hidayat yang mengupas masalah iuran JKN-KIS yang wajib dikontrol agar terus stabil setiap tahunnya.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi menjelaskan, jika BPJS selama ini terus melakukan inovasi dan simplifikasi layanan.
“Kita mengembangkan sistem pembayaran klaim ke rumah sakit dengan skema pembayaran uang muka sebelum diverifikasi. Sehingga kita berharap pelayanan lebih optimal dan bermutu,” ucap Siti Nadia.
Lebih lanjut, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan jika saat ini BPJS Kesehatan terus meningkatkan akuntabiltas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran klaim Covid-19.”Medical record yang dimiliki BPJS Kesehatan cukup rapi, transparan dan akuntabel,” ungkapnya.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti sekaligus jadi keynote speaker meminta seluruh jurnalis untuk tetap berkarya dan terus bersemangat dalam menciptakan karya jurnalistik, meski kondisi pandemi. “Tetaplah anda semua berkarya, sukses dan terus memberikan informasi bagi masyarakat,” ujar Ari Gufron Mukti.
Sementara, Ketua Panitia Acara, Arif Syarifudin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak. Khususnya Dewan Direksi hingga peserta Media Workshop dan Anugerah Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan tahun 2021.
Di era saat ini media massa merupakan sumber informasi dan berita terpercaya bagi seluruh masyarakat. Dalam penyampaian informasi berita, tentunya, menurut Arif, membutuhkan pemahaman apalagi di masa pandemi Covid-19.
“Kemudian di segi keberhasilan dalam program JKN-KIS tidak terlepas dari dukungan semua pihak termasuk media. Karena itu kita memberikan apresiasi kepada teman teman media,” kata Arif.
Adapun Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan 2021 secara daring ini diikuti oleh 153 peserta dari berbagai massa di seluruh Indonesia.(fan)
