AIE PACAH, METRO–Fenomena mengkonsumsi daging anjing di Kota Padang tak terelakkan. Bahkan anjing asal kota Padang dibawa ke Pematang Siantar, Sumatera Utara. Setiap bulannya ada sekitar 50 ekor yang diperdagangkan ke sana.
Hal ini diakui Kepala Dinas pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat didampingi Kabid Keswan, drh.Sovia di Media Center Balaikota Aie Pacah, Rabu (6/10).
Menurut Syahrial Kamat, di Kota Padang, ada tiga titik masyarakatnya mengkonsumsi daging anjing. Yakni di Tabing, Siteba dan Lubuk Begalung. Mereka mengkonsumsi daging anjing untuk memenuhi kebutuhan interen kalangan mereka saja.
“Hal ini menyangkut kebiasaan dan adat istiadat mereka. Meski disatu sisi, pihaknya sudah melarang mengkonsumsi anjing, namun kebiasaan itu tetap berlanjut,” kata Syahrial Kamat.
“Kita sudah larang bahwa ini tidak boleh dan melanggar hak asasi binatang. Tapi karena itu kebiasaan mereka dan hanya lingkungan mereka saja, kita tak bisa berbuat banyak,” lanjutnya.
Namun ia tak menampik, ada perdagangan anjing dari Kota Padang ke Pematang Siantar, Sumatera Utara. Hal itu dibuktikan dengan permohonan penerbitan surat keterangan kesehatan yang diajukan oleh sang pemasok tersebut ke Dinas Pertanian Padang. Dalam satu bulan ada satu kali. Satu kali penerbitan itu mencapai 50 ekor anjing.
Kebanyakan, kata Syahrial, anjing-anjing yang dibawa hidup-hidup ke Pematang Siantar itu adalah anjing liar yang ditangkap. Di satu sisi, hal itu menguntungkan bagi Kota Padang karena jumlah anjing di Padang menjadi berkurang. Sehingga penularan virus rabies dari anjing-anjing liar bisa ditekan.
“Sesuai dengan target nasional, 2030 nanti Kota Padang sudah harus bebas rabies. Makanya semua anjing liar kita tangkap dan kita mandulkan. Sehingga tidak bisa berkembang lagi,” sebut Syahrial Kamat.
Saat ini, Dinas Pertanian juga menggencarkan sosialisasi serta vaksinasi anti rabies. Hal ini guna menghindari warga yang tertular virus mematikan tersebut. Pada tahun 2020 saja, ada 150 gigitan anjing, kucing dan kera yang dilaporkan masyarakat. Namun bersyukur, belum ada yang terinfeksi rabies.
Virus rabies, kata Syahrial Kamat sangat berbahaya. Sama halnya dengan virus corona. Bahkan kemampuan mematikannya lebih cepat. Dalam hitungan jam, jika virusnya sudah mencapai otak, maka yang terkena virus bakal gila dan meninggal.
“Karena dampaknya sangat berbahaya, vaksinasi rabies ini sangat diperlukan, terutama bagi masyarakat yang memiliki binatang peliharaan seperti anjing dan kucing. (tin)
