PARIAMAN, METRO–Wali Kota Pariaman H Genius Umar menyatakan pendidikanlah yang akan memperbaiki kehidupan manusia. “Karena itulah kita di Kota Pariaman sangat memahami hal tersebut dengan membuat program Satu Keluarga Satu Sarjana (Sagasaja) dalam memajukan dunia pendidikan,” kata Walikota Pariaman Genius Umar, kemarin.
Genius mengatakan, bahwa ia harus menciptakan generasi muda yang mempunyai daya saing, yang dapat berbicara di pentas nasional dan internasional, karena itu diperlukanya generasi muda yang mumpuni untuk itu.
“Setiap kita harus mempunyai kemampuan, ketrampilan dan skill yang dapat diandalkan, sehingga kita dapat menjadi generasi unggul, yang nantinya akan berimbas kepada peningkatan taraf hidup mereka dan keluargnya,” ujarnya.
Walikota Pariaman ini mengatakan bahwa program satu keluarga satu sarjana ini, merupakan program unggulan yang diangkat ketika maju dalam Pilkada tahun 2018 yang lalu
“Dalam program ini, kita menginginkan dalam satu keluarga yang ada di Kota Pariaman, kami harapkan mempunyai satu orang yang lulusan sarjana, atau sarjana muda. Dengan Pendidikan yang kita inginkan adalah pendidikan vokasi, sehingga mereka mempunyai ketrampilan dan skill ketika lulus nanti, yang kita harapkan dapat bekerja untuk perbaikan tingkat kesejahteraan keluarganya nanti,” ujar Genius.
“Kami meyakini, bahwa pendidikan adalah formula paling ampuh dalam mengentaskan kemiskinan, dan memutus mata rantai kemiskinan itu sendiri,” tambahnya.
Untuk menampung pelajar yang akan kita kirim ke Perguruan Tinggi Vokasi, Pemerintah Kota Pariaman telah membuat Memorendum of Understanding (MoU) dengan beberapa Perguruan Tinggi antara lain dengan Politeknik Negeri Padang (PNP), Politeknik ATI Padang, Politeknik Pelayaran Sumatera Barat (Poltekpel Sumbar), Politeknik Perikanan dan Kelautan Padang Pariaman, Batam Tourism Polyteknik (BTP), vokasi Insititute Teknologi Bandung (ITB) dan vokasi Universitas Indonesia (UI).
“Program Satu Keluarga Satu Sarjana ini juga telah termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023, sehingga akan menjadi program yang kita harapkan dapat mengentaskan angka kemiskinan yang ada di Kota Pariaman,” katanya.
Sebab ada teori sosiologi, yaitu lingkaran kemiskinan. Bahwa kemiskinan itu ada karena tidak bisa sekolah. Jadi orang tidak bisa sekolah karena dia miskin dan orang miskin karena tidak sekolah, dan hal terus berputar.
“Program Sagasaja ini adalah salah satu cara untuk memutus rantai kemiskinan tersebut, dan ini harus dengan intervensi pendidikan yang sedang dilaksanakan oleh Pemko Pariaman dalam beberapa tahun terakhir ini, karena mahasiswa tersebut setelah tamat kuliah, dapat langsung bekerja di perusahaan yang menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi tempat mereka kuliah,” jelasnya. (efa)
